Sosial
Cerita Petani Timun Gunungkidul, Harga Pasaran Tak Layak dan Berpacu Harus Dengan Waktu





Paliyan,(pidjar.com)– Petani timun mengeluh lantaran harga timun dipermainkan oleh tengkulak sehingga membuat harganya anjlok. Akibatnya, banyak timun yang sudah dipanen tidak laku dan dijadikan pakan ternak.
Salah seorang petani timun Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, Budi Susilo, mengatakan permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak membuat dirinya dan rekan-rekannya sesama petani timun mengeluh. Pasalnya, saat musim panen tiba para tengkulak justru menghargai hasil panennya sangat murah. Terlebih, fenomena semacam ini sering terjadi setiap masa panen dan sangat merugikan petani timun.
“Ini hanya permainan tengkulak saja, mereka tidak menerima timun dari petani jadi seolah-olah tidak laku yang membuat harganya turun,” ucap Budi Susilo, Kamis (19/07/2023).
Ia mengungkapkan, harga timun mengalami penurunan secara bertahap sekitar dua minggu belakangan. Harga jual dari petani yang semula Rp. 6 ribu hingga 7 ribu per kilogramnya saat ini hanya dihargai Rp. 2 ribu saja. Tentu harga ini membuat petani harus menaggung kerugian karena tidak sebanding dengan biaya dan tenaga.
“Itu harga timun sayur ya, jadi bukan masalah di harga tapi kadang tengkulak ini berbagai alasan menolak hasil dari petani,” terang Budi.





Kondisi ini menururtnya menyulitkan petani khususnya yang belum bisa memasarkan secara online. Hal itu karena mereka sangat bergantung pembelian dari para tengkulak. Disebutnya sempat ada tengkulak yang akan membeli hasil panen para petani namun ditunggu hingga sampai saat ini tengkulak tersebut tak kunjung datang. Padahal timun sudah dalam kondisi matang dan siap edar.
“Ya kalau yang sudah matang dan tua itu sudah tidak bisa diapa-apakan, jadi dikasih ke warga lain secara cuma-cuma dan dikasih ke sapi atau kambing,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat merespon permasalahan ini, menurutnya pemerintah bisa mengintervensi melalui menjembatani petani dengan penjual besar untuk menyalurkan hasil pertanian warga.
“Sangat menjadi keluhan, semoga pemerintah bisa merespon ini misalnya dengan menjembatani kami dengan bandar besar,” harap Budi.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial5 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum1 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK