event
Gandeng Kedutaan Besar Australia, GIK ‘Menyapa’ Jadi Ajang Diskusi Inovasi


Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Gelanggang Inovasi dan Kreasi Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) yang menjadi pusat kreativitas terpadu kebanggaan Yogyakarta, sukses menyelenggarakan acarap erdana ‘GIK Menyapa’. Menggandeng Kedutaan Besar Australia, acara tersebut mengusungtema ‘Inovasi Festival Budaya di Era Teknologi’ dengan membuka dialog penting tentangbagaimana teknologi dapat memperkaya dan mengembangkan lanskap festival budaya di Indonesia.
‘GIK Menyapa’ menjadi ajang diskusi interaktif dan jejaring yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam industri kreatif, diantaranya pelaku seni, budayawan, pakar teknologi, dan mahasiswa.
Acara ini menjadi langkah awal GIK UGM dalam membangun ekosistem kolaboratif yang mendorong inovasi dalam pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia.
Diskusi yang berlangsung di Student Center GIK UGM dipandu oleh Alfatika Dini, Kepala Kantor Urusan Internasional UGM, dengan menghadirkan dialog berbobot bersama Dr. Oki Rahadianto, Direktur Youth Studies Centre Fisipol UGM, dan Cameron Frost, Country Manager Megatix Indonesia. Ketiganya berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan keterlibatangenerasi muda dalam festival budaya, serta strategi kolaborasi antara lembaga pendidikan, komunitas dan industri kreatif.
Acara tersebut tak hanya dihadiri oleh peserta yang hadir secara langsung, tetapi juga menjangkau audiens yang lebih luas melalui siaran langsung di Instagram Live dan kanal YouTube GIK UGM. Hal ini membuktikan komitmen GIK UGM untuk memperluas jangkauan dan dampak positif dari acara ini.
Garin Nugroho, Chief Program Officer GIK UGM, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini.
“Australia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan budaya dan potensi kolaborasi yang besar. Di era digital ini, inovasi teknologi menjadi kunci untuk memajukan industri kreatif. GIK UGM siap menjadi wadah bagi terjalinnya kerja sama yang bermanfaat bagi kedua negara, ” katanya, Kamis (6/6/2024).
Menurut Garin, kolaborasi dengan Kedutaan Besar Australia menjadi langkah strategis bagi GIK UGM untuk memperkuat posisinya sebagai pusat novasi dan kreativitas. Harapannya, acara ‘GIK Menyapa’ ini dapat memberikan inspirasi danwawasan baru bagi para pelaku industri kreatif dalam memanfaatkan teknologi untuk memperkaya festival budaya di Indonesia.
“Acara perdana ‘GIK Menyapa’ ini menjadi tonggak awal bagi GIK UGM dalam merealisasikan visinyasebagai pusat kolaborasi, inovasi, dan kreativitas. Melalui acara-acara serupa di masa mendatang, GIK UGM berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan industri kreatif dan festival budaya di Indonesia,” ujarnya.
Sementara Dr. Oki Rahadianto, Direktur Youth Studies Centre Fisipol UGM menjelaskan, Yogyakarta kaya akan festival budaya. Festival budaya dapat menjadi ruang ekspresi artikulasi bagi anak muda yanglebih berorientasi global. Menurutnya, anak muda sekarang sangat sadar berpartisipasi dalam festival budaya untuk mendidik diri mereka sendiri.
“Teknologi digital memfasilitasi pemuda dalam menyebarkan pesan nilai festival budaya secara lebih luas. Teknologi digital juga dapat meningkatkan karakteristik multigenre di Jogja untuk membantu menyebarkan pesan festival,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Cameron Frost, Country Manager Megatix Indonesia menambahkan, anak muda sangat menyukai festival musik. Teknologi digital dapat membantu festival budaya meningkatkan pariwisata internasional dengan cara meningkatkan awareness.
“Strateginya adalah membangun jaringan untuk mendukung promotor festival budaya dan memanfaatkan teknologi untuk inovasinya,” sambungnya.
Sebagai informasi, GIK UGM adalah fasilitas super creative hub yang mempunyai luas hampir 90 ribu meter persegi dan terletak di kompleks Universitas Gadjah Mada di Sleman Yogyakarta. GIK UGM bertujuan untuk memimpin jalan menuju masa depan yang cerah, inovatif, dan berkelanjutan dengan merangkul budaya, inovasi, kreativitas, teknologi, kolaborasi, keberlanjutan, dan peluang menciptakan ruang di mana kreativitas dan ide-ide baru dapat berkembang.
GIK merupakan titik pertemuan antara kampus dan industri dengan menyediakan berbagai fasilitas, termasuk bimbingan bisnis start-up dan dukungan pengembangan talenta dalam bentuk kelas, lokakarya dan pendampingan, ruang pembuatan prototipe dan fabrikasi,berbagai kegiatan dan acara yang bertujuan untuk memperluas jaringan, penelitian dan pengembangan, area umum ritel dan makanan yang melalui proses kurasi.
Di samping itu, GIK juga bertujuan untuk memberikan dampak terhadap lingkungan eksternal, regenerasi kawasan perkotaan dan pedesaan, sekaligus bertindaks ebagai mercusuar bagi komunitas yang tidak terlihat. (Ken).
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial1 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
seni4 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event2 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan2 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial21 jam yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan
-
bisnis2 hari yang lalu
Gandeng ATSIRI Rayakan Satu Dekade, Kopi Tuku Hadirkan Aroma dan Rasa