fbpx
Connect with us

Peristiwa

Gantung Diri Lagi, Warga Nglipar Ditemukan Tewas di Papan Jemuran

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar.com)–Rentetan peristiwa gantung diri di Gunungkidul semakin menjadi belakangan ini. Setelah Rabu (31/10/2018) pagi kemarin 2 orang nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi dan penyakit menahun yang tak kunjung sembuh. Kamis (01/11/2018) pagi tadi, seorang warga Gunungkidul kembali ditemukan tewas mengenaskan tergantung di seutas tali.

Adalah Somo Slamet (58) warga Padukuhan Dungsuru, Desa Pilangrejo, Kecamatan Nglipar yang menjadi korban terbaru aksi gantung diri. Dirinya ditemukan tergantung di papan jemuran yang berada di depan rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB.

“Pertama kali Somo Slamet ditemukan oleh cucunya yang masih berusia 6 tahun. Kemudian bocah itu berteriak ketakutan meminta pertolongan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Nglipar, Ipda Darmadi, Kamis pagi.

Mendengar teriakan itu, keluarga korban kemudian mendatangi sumber suara dan mendapati Slamet tergantung. Aksi bunuh diri tersebut diperkirakan baru saja dilakukan oleh Somo. Hal ini lantaran saat ditemukan tersebut, tubuhnya masih sedikit bergerak.

“Saksi masih melihat adanya tanda kehidupan karena korban masih diketahui bergerak. Mereka kemudian memotong tali itu,” jelas Darmadi.

Petugas memeriksa lokasi tempat ditemukannya Somo Slmate gantung diri

Namun demikian, upaya yang dilakukan ternyata tidak cukup untuk menyelamatkan nyawa Somo. Tak lama kemudian, Slamet sudah meninggal dunia.

Berita Lainnya  Uang Transportasi Kepada Simpatisan, KPU Bilang Boleh Bawaslu Sebut Pelanggaran Serius

“Kemudian anggota (Polsek Nglipar) datang ke lokasi. Kita lakukan olah TKP dan juga melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban,” jelas dia.

Darmadi mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya bersama tim medis, tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan. Diduga kuat, kejadian tersebut murni merupakan aksi bunuh diri.

“Posisi korban menggantung di depan rumah di tempat jemuran yang terbuat dari kayu yang terikat di antara kedua tiang depan rumah dengan panjang kayu 3 Meter. Adapun jarak antara kayu jemuran ke tanah 2 meter, jarak dari kayu sampai posisi duduk 125 cm, jarak dari lilitan kayu sampai leher 65cm,” urai dia.

Disinggung mengenai penyebab aksi nekat tersebut, Darmadi mengatakan bahwa selama ini korban menderita penyakit liver dan ginjal. Dimungkinkan akibat sakit yang tak kunjung sembuh ini, Slamet kemudian mengalami depresi dan akhirnya nekat gantung diri.

Berita Lainnya  Fenomena Sumber Air Memancar Juga Muncul di Kecamatan Ngawen

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler