fbpx
Connect with us

Pariwisata

Kampung Batik Manding Siberkreasi, Sebuah Sinergi Antara Teknologi dengan Batik

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(Pidjar.com)–Terobosan-terobosan yang baru dan meninginspirasi tentunya sangat dinanti-nanti baik dari pemerintah maupun dari masyarakat umum. Apalagi era teknologi semakin berkembang.  Masyarakat  dituntut lebih kreatif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Namun demikian, budaya asal tidak boleh dilupakan. Karena berawal dari budaya, masyarakat dapat berkembang dan berinovasi.

Seperti terobosan yang dibentuk oleh salah seorang putra Gunungkidul, Guntur Susilo. Ia membuat terobosan penggabungan antara perkembangan internet dengan keberadaan batik di Gunungkidul. Ia menganggap kedua media ini sedang mengalami sinergi. Dari segi batik misalnya, semakin ke sini justru minat generasi muda dalam melestarikan batik mengalami penurunan yang signifikan.

“Generasai sekarang hanya memilikirkan yang pantas dipakai. Bukan melihat dari sudut pandangnya. Yang dimaksudkan ialah bagaimana pembuatannya hingga kegunaannya apa. Dari sini saya mulai memikirkan untuk membuat inovasi,” kata Guntur Susilo.

Dalam tsunami internet yang dianggapnya melanda, Guntur berupaya melakukan penggabungan dua media. Antara batik dengan teknologi internet sehingga lahirlah Kampung Batik Siberkreasi Manding. Untuk mengembangkan terobosan ini ternyata tidaklah mudah. Ia membutuhkan waktu yang cukup panjang. Butuh sekitar 6 tahun lamanya,  Kampung Batik Siberkreasi Manding pada akhirnya mendapat pengakuan dan secara langsung diresmikan oleh pejabat tingkat daerah dan perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  Kampung Batik Siberkreasi  diyakini untuk memperkuat identitas bangsa di Wonosari dan tentunya Jogja.

Berita Lainnya  Jalur Tikus Kawasan Pantai, Mulai Disasar Petugas Hingga Wisatawan Nekat Yang Apes

Dalam launching kampung batik siberkreasi ini, dihadiri oleh pejabat penting lainnya. Bupati Gunungkidul, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dari pihak kecamatan serta pengrajin-pengrajin yang memiliki semangat tinggi untuk berkembang. Pengawalan ketat pun dari pihak kepolisian juga dilakukan.

Di Desa Kepek, Kecamatan Wonosari yang menjadi pengembang inovasi ini terdapat 15 showroom yang tengah berkembang. Tidak ada persaingan yang tidak sehat. Pasalnya dalam pengelolaannya menggunakan sistem koperasi. Sehingga secara keseluruhan memiliki potensi yang sama. Perkembangan zaman yang tidak terbendung tetap mengacu pada budaya yang ada.

Pengurus Kampung Batik Siberkreasi Manding, FX Endro Guntoro mengatakan, dengan dilaunchingnya kampung batik Siberkreasi ini diharapkan mampu mendongkrak eksistensi batik di Gunungkidul. Sehingga kedepan batik lebih maju kembali dan dikenal oleh seluruh kalangan. Bukan batiknya, namun arti dari motif yang ada.

Berita Lainnya  Menginap di Villa Teras Kaca, Sejenak Menikmati Malam di Pesisir Pantai Selatan Nan Indah

“Kualitas tetap diutamakan. Jadi bisa bersaing dengan lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktorat Jenderal (Dirjen), Aplikasi dan Informatika, Kemkominfo RI, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan dengan adanya kampung batik ini diharapkan seni dengan teknologi dapat berkembang beriringan. Sangat perlu dikembangkan untuk dapat menjadi segala inovasi percontohan. Perhatian dan dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan. Sehingga perkembangannya jauh lebih baik lagi.

“Saling mendukung dan memberi motivasi terus. Kami sadar, tidak banyak yang berani dan mau dalam mengembangkan kreasi seperti ini,” tutup dia.(arista)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler