fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Penerapan PPKM Level 4 di Gunungkidul, Pentas Kesenian, Hajatan Hingga Wisata Masih Dilarang

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Status pelaksanaan PPKM level untuk Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk di dalamnya Kabupaten Gunungkidul masih ditetapkan pada level empat. Akibatnya, semua kegiatan kemasyarakatan saat ini masih dibatasi dengan sangat ketat. Sejumlah kegiatan seperti pementasan kesenian hingga hajatan yang berpotensi menyebabkan kerumunan diputuskan untuk dilarang. Selain itu, seluruh obyek wisata di Gunungkidul juga masih ditutup.

Sekretaris Daerah Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan, sejauh ini pihaknya sudah secara serius mengupayakan agar Gunungkidul turun level. Ia menyebut, salah satunya dengan upaya percepatan vaksinasi.

“Kami masih mengusahakan upaya vaksinasi, target kami kemungkinan di bulan Oktober 70% warga Gunungkidul sudah divaksin,” jelas Drajad, Rabu (01/09/2021).

Drajad menambahkan, sejauh ini capaian vaksinasi warga Gunungkidul sudah mencapai lebih dari 40%. Ia juga menggalakan kerjasama dari berbagai pihak agar target 70% bisa tercapai sesuai dengan target. Semakin cepat target tercapai, maka nantinya pelonggaran kegiatan kemasyarakatan bisa dilaksanakan.

Berita Lainnya  Jelang Perayaan Natal, Tim Gegana Sterilisasi Gereja Besar di Gunungkidul

“Sejauh ini kami juga melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, misalnya dengan TNI Polri atau lembaga lainnya untuk proses percepatan vaksinasi,” terang Drajad.

Adapun perpanjangan PPKM Level 4 sendiri cukup mengguncang dunia pariwisata Gunungkidul. Seperti yang diketahui, satu-satunya sektor tulang punggung di wilayah terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta ini adalah pariwisata yang telah sejak lama menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbanyak. Jutaan wisatawan memang setiap tahunnya memadati obyek wisata Gunungkidul, khususnya kawasan pantai. Dengan sudah 2 bulan adanya penutupan obyek wisata, selain kehilangan potensi PAD, tentunya juga perputaran uang dari wisatawan juga harus mandheg.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono menerangkan, hampir dua bulan PPKM berlangsung Gunungkidul, potensi kehilangan perputaran uang untuk pariwisata ditaksir senilai 31,3 Milyar. Jumlah ini terus bertambah karena bulan lalu, Dinas Pariwisata Gunungkidul menghitung jumlah perputaran uang yang terhenti mencapai 17 Milyar.

Berita Lainnya  Musim Tanam Kedua Lancar, Diharapkan Bisa Jadi Cadangan Pangan Bila Pandemi Corona Terus Berlangsung

“Sampai tgl 6 September berarti PPKM sudah diterapkan selama 9 minggu, dengan rata-rata pengunjung sebelum diberlakukan PPKM Farurat pada 3 Juli sebanyak 40 ribu wisatawan, retribusi rata-rata per orang Rp. 5ribu, belanja dari yang kita survai tri wulan pertama sekitar Rp. 82 ribu per orang dikalikan 9 pekan,” beber Harry.

Sementara itu, untuk pemasukan PAD dari retribusi sendiri diperkirakan telah hilang sebesar Rp. 1,8 Milyar. Adapun capain PAD sendiri, lanjut Harry masih ada pada angka 8,3 Milyar.

“Jadi baru 46% dari target Rp. 18 Milyar,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menambahkan, jumlah kasus harian di Gunungkidul sendiri saat ini terpantau landai. Untuk ketersediaan tempat tidur di rumah sakit Gunungkidul mengalami peningkatan. Adapun BOR per hari ini mencapai 36,8%. Saat ini tidak ada antrian di rumah sakit-rumah sakit rujukan covid19 di Gunungkidul.

Berita Lainnya  Hampir Seratus Ribu Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan, Pemerintah Sudah Salurkan 1200 Tangki Air Bersih

“Kasus aktif sampai kemarin tinggal berjumlah 677 kasus,” tandas Dewi.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler