Pemerintahan
Tahap Pertama Resmi Diselesaikan, Pembangunan Jalan Anyar Penghubung Gunungkidul-Sleman Diperkirakan Habiskan 200 Miliar
Wonosari,(pidjar.com)–Seiring berkembangnya jaman dan pariwisata di Gunungkidul dan sekitarnya tentu menyebabkan lonjakan kendaraan yang masuk semakin tak terbendung. Tanpa adanya perencanaan yang matang, kemacetan akan terjadi sehingga menghambat perkembangan pariwisata maupun wilayah. Kondisi ini langsung disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah DIY dengan mambangun akses-akses jalan masuk ke Gunungkidul. Selama ini, arus masuk kendaraan ke Gunungkidul memang sebagian masih melalui Jalan Wonosari-Jogja. Tentunya hal tersebut menjadikan beban jalur tersebut menjadi sangat berat dan rawan terjadi kemacetan.
Setelah mulai beroperasinya Jalan Jalur Lintas Selatan yang menghubungkan Gunungkidul dengan daerah lain di wilayah selatan. Pemerintah membangun jalur alternatif lainnya di bagian utara.
Kamis (10/01/2019) siang tadi, Sri Sultan Hamengku Bawono X meresmikan jalur alternatif yang menghubungkan antara Gading, Kecamatan Playen dengan Nguwot, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari. Jalan sepanjang lebih dari 6 km dengan dilengkapi 1 jembatan sepanjang 100 meter ini telah rampung dibangun dan saat ini sudah bisa difungsikan. Nantinya, jalur yang pembangunan tahap kedua juga akan segera dilakukan ini bakal menghubungkan Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Sleman.
Dalam sambutannya, Sri Sultan memaparkan bahwa pembangunan infrastruktur khususnya jalan ini merupakan komitmen pemerintah untuk lebih menyejahterakan masyarakat sekitar. Pasalnya dengan mobilitas yang lebih lancar, roda perekonomian masyarakat dapat terangkat dan kondisi daerah akan lebih baik lagi. Pembangunan jalan Gading-Nguwot-Ngalang ini digadang-gadang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Gunungkidul.
“Dari jalur sini (Gading-Nguwot-Ngalang) sampai ke Sleman kan banyak obyek wisatanya, jadi sekali jalan bisa 2 kabupaten terlampaui,” kata Ngarso Dalem, saat meninjau jalan yang tengah ia resmikan.
Selain itu, juga diharapkan mampu mengurai kemacetan di ruas jalan Jogja Wonosari seperti misalnya Sambipitu, Patuk, Bukit Bintang, Piyungan. Beban berat arus lalu lintas di kawasan tersebut bisa dialihkan melalui jalan alternatif ini. Dengan lebar jalan mencapai 7,5 meter, jalur ini memang cukup lega dan bisa digunakan secara optimal. Kemudian juga dapat mengurangi waktu tempuh sehingga lebih efisien dibandingan dengan sebelumnya.
Pemerintah provinsi sendiri masih memiliki pekerjaan yang cukup berat. Pasalnya tak hanya 6 kilometer itu saja pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah. Melainkan masih memiliki sisa 9,5 km di Gunungkidul dan 9 km di ruas Sleman sehingga nantinya jalur tersebut bisa terselesaikan. Target dari Gubernur sendiri paling tidak 2021 seluruh jalan sudah terbangun dengan kontruksi yang memuaskan sehingga kedua kabupaten ini bisa tersambung sempurna.
“Target paling tidak tahun 2021 sudah siap semua. Tinggal mana yang cepat dalam pemberkasan langsung dilakukan pembangunan. Toh pada akhirnya juga nyambung, tahun 2019 ini harus mulai lagi,” imbuhnya.
Jembatan Nguwot Berubah Nama Jadi Jembatan Plasari
Jembatan penghubung Gading dengan Ngalang yang dulunya dikenal dengan jembatan Nguwot itu. Dalam peresmian siang tadi diberi nama oleh Ngarso Dalem Jembatan Plasari dengan singkatan Playen Gedangsari.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, Bambang Sugaib mengatakan, pihaknya telah siap untuk melakukan pembangunan fisik. Namun demikian, pihaknya masih harus menunggu nantinya daerah Sleman atau Gunungkidul yang terlebih dahulu akan diselesaikan pembangunannya.
“Kalau progresnya memang cepat Gunungkidul. Komitmen warga dan pemerintahnya luar biasa,” ungkap dia.
Jalan sepanjang 9,5 km dari Ngalang hingga Tawang yang menghubungkan Gunungkidul dengan Sleman itu membutuhkan dana kurang lebih 200 miliar dalam pembangunan ke depan. Pasalnya jalur tersebut akan dilengkapi dengan 4 jembatan besar dengan panjang 400 meter. Ia dan pemerintah daerah pun meminta kerelaan dan kesadaran masyarakat dalam pembebasan lahan.
“Untuk 200 miliar itu baru pembangunan fisiknya, belum sampai dengan biaya pembebasan lahan. Memang PR banget untuk melakukan pendekatan agar ada kerelaan dan kesadaran,” tambah dia.
Bupati Gunungkidul, Badingah pun mengutarakan keinginannya agar masyarakat dapat memanfaatkan pembangunan jalan tersebut sebaik mungkin. Berkembangnya daerah dan nantinya ruas jalan tersebut akan ramai berlalu lalang paling tidak masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki.
“Pemerintah telah memfasilitasi terkait infrastruktur, masyarakat harus bisa memanfaatkan. Agar roda ekonomi terus berputar tidak hanya jalannya yang bagus tapi juga semuanya dapat merasakan baik mobilitas, kesehatan hingga ke ekonomi,” tutur dia.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini