Sosial
Inovasi Baru, Petani Kemadang Olah Rumput Laut Jadi Pupuk Organik
Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Petani di kabupaten Gunungkidul terus berinovasi dalam mengembangkan sektor pertanian dan hortikultura. Seperti halnya yang dilakukan oleh salah seorang petani di Padukuhan Tenggang, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari ini. Tumiyo, mengembangkan budidaya tanaman bawang merah dengan pupuk organik bahan rumput laut.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Budi Sudartanto mengungkapkan,sudah sejak beberapa waktu lalu Tumiyo membudidayakan tanaman bawang merah. Meski di wilayahnya merupakan daerah kering dan sulit air, namun ia memiliki tekad kuat untuk mengembangkan komoditas yang menjadi bumbu dapur tersebut.
Dalam pengembanganya, ia memilih mengunakan sistem organik, artinya pupuk yang digunakan sebagai penyubur tanaman menggunakan pupuk organik. Bahkan dirinya membuat sendiri pupuk tersebut dengan menggunakan rumput laut. Maklum saja, di kawasan utara rumput laut sangat mudah ditemui dan keberadaannya sangat melimpah sehingga sangat sayang jika tidak dimanfaatkan.
Pupuk organik dari bahan rumput laut sendiri sangat kaya akan kandungan zat yang dibutuhkan oleh tanaman. Seperti misalnya kandungan proteinnya tinggi, vitamin dan unsur kaliumnya juga tinggi. Sehingga saat dijadikan pupuk dapat menghasilkan tanaman yang subur dan tumbuh maksimal.
“Kita baru tahun ini mencobakan pupuk organik rumput laut ini ke tanaman bawang merah,” kata Budi Sudartanto Rabu (16/09/2020).
Adapun menurutnya dengan menggunakan pupuk organik rumput laut itu tanaman bawang merah yang dihasilkan nantinya memiliki bobot yang lebih berat. Kemudian juga berpengaruh pada warnanya yang jauh lebih cerah, untuk rasa sendiri cenderung sama seperti bawang merah pada umumnya.
Tumiyo sendiri mengolah lahan kurang lebih 400 meter persegi yang ditanami bibit bawang merah dan di beri pupuk organic dari rumput laut ini. Dari luas lahan itu menghasilkan sebanyak 800 kg bawang merah. Kisaran harga jual per kg mencapai 20 ribu rupiah. Biaya produksi sendiri jauh lebih ringan yakni hanya sekitar 4 juta rupiah saja .
“Ini sedang dikerjasamakan dengan provinsi dan pihak swasta. Ya semacam uji coba mudah-mudahan berkelanjutan dan diminati oleh masyarakat (petani) lainnya,” tambahnya.
Sebenarnya untuk pupuk organic berbahan dasar rumput laut sendiri sudah sejak lama digunakan oleh petani di wilayah selatan. Namun demikian, untuk penggunaanya hanya sebatas untuk tanaman pangan untuk menanggulangi serangan OPT.
“Biasanya untuk tanaman pangan kemudian tahun ini dicoba diaplikasikan untuk tanaman bawang merah,” sambung Restu, salah seorang staf bidang hortikultura dan perkebunan.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan1 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
‘Modal Nekat’ Garapan Imam Darto, Sukses Kocok Perut Penonton Yogya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
SMP Al Mujahidin Gunungkidul Dapat Predikat Sekolah Swasta Unggul Utama
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum4 hari yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan6 hari yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025