Politik
Tuding Aksi di Kantor DPC Ditunggangi Oknum Internal, Ketua PDIP Gunungkidul Bantah Pengelolaan Dana Banpol Tak Transparan






Ponjong,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Aksi sejumlah Pengurus Anak Cabang dan Satgas PDIP Gunungkidul langsung mendapatkan reaksi keras dari Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Selain membantah tudingan adanya ketidaktransparan dalam pengelolaan dana bantuan politik, politisi yang sempat mencalonkan diri menjadi calon Wakil Bupati Gunungkidul ini juga menuding mengenai adanya oknum internal PDIP yang menunggangi aksi ini untuk kepentingan politik pribadi. Meski menyayangkan adanya aksi semacam ini, namun ke depan tidak aka nada sanksi khusus kepada para kader yang menggelar aksi di kantor DPC PDIP Gunungkidul pada Rabu (14/06/2018) siang kemarin.
Ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com, Endah memaparkan bahwa selama ini pengelolaan dana bantuan politik yang dikelola DPC PDIP Gunungkidul sudah sangat transparan. Namun demikian, untuk pelaporan keuangan memang ada forum tersendiri yaitu dalam forum Konfercab partai di mana dalam forum tersebut diwakilkan kepada pengurus anak cabang.
“Mekanisme ini sudah selalu kita lakukan. Dan harap diingat juga bahwa DPC juga selalu melaporkan penggunaan dana parpol kepada pemerintah. Jika tidak memenuhi syarat, tentu menjadi temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yang menjadi persyaratan untuk pencarian berikutnya,” urai Endah, Kamis (14/06/2018) siang tadi.
Endah juga menjelaskan mengenai adanya tudingan kuitansi-kuitansi kosong yang harus ditandatangani oleh para perwakilan PAC. Menurutnya hal tersebut dilakukan karena ada sejumlah persyaratan terkait penggunaan dana banpor tersebut. Seperti misalnya untuk memberikan uang saku kepada peserta kegiatan, termasuk para satgas maupun perwakiilan PAC, dalam persyaratan memang hanya diperbolehkan bahwa besaran uang saku yang diberikan hanya Rp30.000 dipotong dengan pajak. Jumlah ini dirasa tentunya kurang mencukupi untuk diterima para satgas dan kader jika diberikan sesuai dengan peraturan. Untuk itu pihaknya terpaksa menombok agar mereka bisa mendapatkan jumlah yang lebih banyak.
“Tidak mungkin kita membuat kuitansi Rp25.000 menjadi Rp50.000,” paparnya.







Ia sebenarnya tidak mempersoalkan dinamika partai yang dipimpinnya ini. Namun begitu, ia cukup menyayangkan lantaran disinyalir, aksi ini bukanlah aksi murni yang dilandasi oleh aspirasi dari para PAC. Ia telah mengkonfirmasi bahwa ada pihak di internal PDIP yang menggerakkan segelintir PAC serta satgas tersebut untuk menggelar aksi.
Informasi yang ia dapat dari para peserta aksi, sebelum digelar, telah ada pertemuan antara perwakilan PAC dengan salah satu oknum internal DPC PDIP tersebut.
“Seperti misalnya untuk satgas, ada aliran dana sebesar 1,7 juta untuk menggerakkan kedatangan satgas yang sebelumnya direncanakan berjumlah 90 orang. Ini saya dapat informasi yang valid dari peserta aksi tersebut malah,” imbuhnya.
Menurut Endah, aksi ini memang tidak sesuai dengan ekspektasi dari aktor intelektual yang menggerakan. Sebelumnya direncanakan dengan gelontoran dana yang ada, aksi ini bisa diikuti oleh ratusan orang perwakilan dari PAC serta satgas. Namun kenyataan di lapangan membuktikan, bahwa aksi tersebut hanya diikuti oleh segelintir orang saja. Ada sejumlah PAC yang tidak ikut dalam aksi tersebut karena menyadari dilakukan untuk kepentingan politik pribadi saja. Adapun PAC yang tidak ikut mengirimkan perwakilan adalah PAC Ponjong, Wonosari, Panggang, Gedangsari, Playen, Saptosari serta Purwosari.
Ia juga mengklaim bahwa para perwakilan PAC maupun Satgas yang hadir tersebut juga kaget lantaran ternyata agenda yang dilakukan pada siang kemarin adalah penggalangan mosi tidak percaya.
“Kita sudah melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan para peserta aksi. Kita ngobrol santai dan membahas banyak hal. Mereka bisa mengerti karena memang paham,” lanjut Endah.
Terkait dengan aksi tersebut, Endah menegaskan bahwa tidak akan memberikan sanksi kepada para pihak yang terlibat. Hal ini dikarenakan seperti yang ia ungkapkan sebelumnya bahwa para peserta aksi tersebut tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka lakukan. Pihaknya hanya memberikan pengarahan serta mengingatkan para kader serta pengurus agar mengedepankan kepentingan partai dalam setiap permasalahan. Tidak sewajarnya semua hal yang berkaitan dengan permasalahan internal partai diumbar ke publik.
Pihaknya juga menegaskan bahwa semua kader serta pengurus di Gunungkidul akan taat dengan semua keputusan dari DPP PDI Perjuangan.
“Sudah ada komitmen dari mereka untuk kembali ke induk partai serta taat dan tunduk. Mereka sepakat untuk tidak akan lagi memihak kepada kepentingan politik pribadi,” tutup Endah.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, puluhan orang anggota PAC serta Satgas PDIP Gunungkidul pada Rabu siang kemarin menggerudug kantor DPC PDI Perjuangan di Desa Kepek, Kecamatan Wonosari. Kedatangan para kader tersebut adalah untuk mempertanyakan pengelolaan dana bantuan politik yang selama ini dianggap tidak transparan. PDIP sendiri merupakan partai politik yang mendapatkan dana banpol terbesar di mana setiap tahunnya mendapatkan Rp287.000.000.