Pemerintahan
Masih Belum Ada Pasar Rakyat di Gunungkidul Yang Sesuai SNI, Pasar Playen Jadi Proyeksi






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tengah memproyeksikan pasar rakyat yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2023 mendatang. Namun hingga saat ini, baru Pasar Playen yang diproyeksikan untuk memenuhi SNI.
Kepala Seksi Bina Pedagang, Kemanan, dan Ketertiban, Bidang Pengelolaan Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Wasana, menyampaikan, di Gunungkidul belum terdapat pasar rakyat yang memenuhi SNI sesuai ketentuan Kementerian Perdagangan. Ia mengungkapkan tengah merencanakan pasar rakyat Kapanewon Playen untuk bisa segera berstrandar SNI nantinya. Namun untuk memenuhi pasar yang sesuai standar tersebut, masih banyak hal yang harus diperbaiki seperti sarana prasarana di pasar yang masih kurang.
“Kalau di Gunungkidul belum ada ya, di DIY itu baru ada dua pasar rakyat yang SNI di Bantul satu dan Sleman ada satu,” ucapnya saat ditemui, Kamis (09/12/2021).
Gunungkidul sendiri saat ini memiliki 38 pasar rakyat, 1 taman parkir, dan 1 taman kuliner yang dikelola oleh pemerintah. Menurutnya, berbagai sarana maupun prasarana masih perlu ditambah dan dilakukan perbaikan untuk mendukung terciptanya pasar rakyat yang sesuai standar Kementerian Perdagangan. Program revitalisasi pasar yang sudah berjalan menurutnya dapat membantu dalam mewujudkan pasar rakyat SNI ke depannya meskipun masih banyak yang harus diperbaiki.
“Untuk percontohan itu sebenarnya di pasar Playen, tetapi di sana memang masih ada sarana dan prasarana yang belum mendukung. Kalau pasar Argosari sebetulnya sudah mendukung tapi untuk kondisinya sekarang kan masih ada sarana dan prasarana yang belum dipenuhi,” sambungnya.







Wasana menambahkan, berbagai sarana dan prasarana yang perlu ditambah ialah ruang laktasi, ruang kesehatan, serta ruang timbangan untuk mencocokkan hasil timbangan dari penjual ketika keluar dari pasar. Untuk menuju pasar rakyat SNI, ia menyampaikan jika mengalami kendala dalam hal anggaran. Setiap tahun ia mengusulkan anggaran untuk menambah fasilitas di pasar agar sesuai SNI. Namun sejak beberapa waktu terakhir ini, karena adanya refocusing anggaran realisasi perbaikan pasar sesuai SNI belum dapat dilaksanakan.
“Tetapi setelah mengajukan ternyata anggarannya di refocusing, kalau ada anggarannya pun tidak susah ya tinggal memperbaiki kekurangannya. Yang jadi kendala itu ya anggaran,” terangnya.
Pihaknya menargetkan pada tahun 2023 terdapat satu pasar rakyat yang sesuai SNI, hal tersebut juga untuk menambah kunjungan pembeli ditengah semakin banyaknya pilihan masyarakat untuk berbelanja. Menurutnya, Pasar Playen yang diproyeksikan sebagai pasar SNI masih membutuhkan anggaran sekitar Rp. 200 juta untuk menambah berbagai sarana dan prasarana.
“Tahun 2022 kan masih ada rekofusing, kemungkinan targetnya tahun 2023 bisa ada satu pasar rakyat yang SNI,” tutupnya.