Sosial
Cerita Penjual Bendera Musiman, Jauh-jauh Datang Dari Jawa Barat di Tengah Sepinya Omset




Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Panas dan debu jalanan sudah tak asing lagi untuk Rohman (39), pria paruh baya asal Karawang, Jawa Barat itu mencoba peruntungannya di Gunungkidul dengan menjual beragam bendera Merah Putih. Pada momen perayaan kemerdekaan seperti ini, biasanya memang cukup ramai warga yang hendak membeli bendera maupun umbul-umbul untuk menyemarakkan perayaan. Bermodal keyakinannya, ia setia menunggu orang-orang yang akan membeli dagangaannya yang ia pajang di pinggir jalan.
“Beberapa tahun ini saya punya keinginan untuk menjelajahi Pulau Jawa, setelah dari barat, sekarang sudah sampai di bagian tengah,” jawabnya dengan mantab ketika ditemui, Minggu (15/08/2021).
Sejak tanggal 29 Juli 2021 lalu, ia mulai menggelar dagangannya di depan Stadion Gelora Handayani, Wonosari. Ia mengaku awalnya tak menyangka akan berjualan bendera di Gunungkidul. Lantaran sebelumnya ia bekerja berpindah-pindah tempat antar daerah.
“Ini tahun pertama saya jualan bendera, dulu pernah kerja di perusahaan otomotif. Pernah juga buka usaha jualan kelapa muda dan sayuran di Garut. Kalau juragan benderanya dari Purworejo, mas. Saya baru di sana satu minggu langsung dipercaya jualan bendera ke Gunungkidul,” lanjutnya.
Ia ditempatkan di Gunungkidul bersama lima orang rekannya yang tersebar di seputaran Kota Wonosari. Tiap pagi ia mulai memajang dagangannya dengan harapan akan ada pembeli yang datang. Ia mengaku diberi waktu hingga 16 Agustus 2021 esok untuk menjual ratusan bendera yang dibawanya.




“Harusnya sekarang sampai tanggal 16 Agustus itu sudah puncaknya orang membeli bendera, tapi ini masih banyak yang saya bawa. Kemarin sampai siang baru terjual 5 bendera saja,” keluhnya.
Efek adanya pandemi covid19 dan PPKM Darurat berlevel yang belum tahu kapan berakhir menurutnya menjadi penyebab sepinya para pembeli yang datang. Kegiatan peringatan 17an yang biasanya ramai dengan perayaan dan kegiatan, saat ini memang sangat sepi. Hal inilah yang kemudian membuat dagangannya sepi pembeli.
“Pernah seharian hanya terjual satu bendera, mas. Kalau harga benderanya sendiri tergantung ukuran, yang ukuran 90cm x 50cm itu harganya 20 ribu. Kalau yang umbul-umbul motif burung garuda panjangnya 9 meter itu harganya 230 ribu, itu sampai saat ini belum ada yang laku,” ujar Rohman dengan logat Sundanya yang kental.
Dengan perkembangan yang terjadi saat ini, Rohman mengaku saat ini tak berharap banyak. Asal dagangannya masih ada yang laku saja ia sudah cukup senang. Jika dihitung-hitung, per harinya ia mengantongi uang paling banyak 150 ribu dan paling sedikit 20 ribu dari hasil jualannya.
“Selesai jualan mungkin kembali ke Garut karena ada yang nawarin kerjaan. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke bagian timur pulau Jawa,” tutup dia. (Roni)
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Sosial1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gempa 5,2 SR Guncang Gunungkidul
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sleman City Hall Hadirkan Blooming Fortune dan Rangkaian Event Menarik Sambut Imlek 2025
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Mengapung di Telaga