fbpx
Connect with us

Politik

Euforia Partai-partai Islam Dalam Pilkada Gunungkidul 2020, Ramai-ramai Ajukan Calon

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul yang akan dihelat pada 2020 mendatang nampaknya akan berlangsung seru. Meski masih terkesan malu-malu, sejumlah parpol nampaknya cukup berambisi untuk turut serta memperebutkan tampuk kepemimpinan di Kabupaten Gunungkidul ini. Sejumlah tokoh mulai disorongkan dalam komunikasi politik yang telah mulai dijalin.

Yang cukup menarik dalam Pilkada 2020 ini adalah menggeliatnya partai-partai Islam. Sejumlah parpol berplatform agama mulai menyatakan ambisinya untuk dapat mendudukkan kadernya dalam pemerintahan. Dalam Pilkada-pilkada sebelumnya, hanya PAN saja yang mengusung calon untuk bertarung dalam Pilkada. Saat ini, peta politik mulai sedikit berubah, parpol seperti PKS serta PKB mulai agresif dalam mengajukan para kadernya dalam salah satu pokok persyaratan koalisi. Parpol-parpol ini memang harus berkoalisi untuk bisa terjun dalam Pilkada mengingat jumlah kursinya di parlemen tak mencukupi.

Ketua DPD PKS Gunungkidul, Ari Siswanto mengungkapkan, PKS hingga saat ini memang masih meraba peta politik untuk Pilkada Gunungkidul 2020 mendatang. Namun demikian, dalam Pilkada kali ini, PKS sangat bersemangat untuk bisa mengusung kadernya. Sejumlah nama yang tengah digodog dan ditawarkan ke partai-partai yang mungkin bisa berkoalisi diantaranya adalah Imam Taufik, Arif Wibawa, maupun dirinya sendiri.

Berita Lainnya  Sudah Tak Lagi Anggap Suharno, PDIP Minta Proses PAW dan Pergantian Ketua DPRD Segera Dirampungkan

Dilanjutkan Ari, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan PAN dan Gerindra. Namun demikian, ia menyebut bahwa komunikasi yang terjalin tersebut baru sebatas komunikasi ringan dan belum menghasilkan keputusan atau kesepakatan apapun terkait Pilkada Gunungkidul.

“Komunikasi dengan partai lain terus kita jalin karena memang kita harus berkoalisi untuk bisa mengajukan Calon Bupati ataupun calon Wakil Bupati,” terang Ari, Selasa (16/07/2019) pagi.

Meski berambisi, namun PKS menurut Ari berusaha realistis. Uji publik akan menjadi salah satu pertimbangan utama dari partainya dalam menentukan langkah tersebut. Jika nantinya hasil uji publik tersebut negatif, artinya kader PKS yang diajukan memiliki peluang tipis, maka keinginan untuk mengajukan kader internal tersebut bisa saja dibatalkan dan memilih untuk mendukung kader eksternal.

Berita Lainnya  Ayo Gass, Program Unggulan Immawan-Martanty Bantu Belasan Ribu Pengusaha Muda Gunungkidul

“Tapi yang jelas untuk saat ini, kita tetap berkeinginan untuk mengajukan kader kami. Kita berharap untuk pertama kali bisa ada kader PKS dalam Pilkada karena sebelum-sebelumnya tidak pernah,” urai Ari.

Jika nantinya ada kader internal yang maju dalam Pilkada, Ari menyatakan bahwa PKS siap all out dalam pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung. PKS siap untuk mengerahkan seluruh kader dalam menambah jumlah frekuensi bertemu dengan rakyat. Menurutnya, pertemuan dengan rakyat ini akan menjadi kunci utama dalam strategi pemenangan.

“Finansial juga memang penting, tapi itu tidak jaminan menang. Yang terpenting adalah bagaimana caranya lebih banyak terjun ke masyarakat,” imbuh dia.

Hal senada juga dipaparkan oleh Ketua DPC PKB Gunungkidul, Sutiyo. Menurut Sutiyo, PKB saat ini telah merapatkan barisan dalam menyongsong Pilkada Gunungkidul. Selain secara internal PKB, komunikasi intens juga dilakukan dengan para sesepuh maupun tokoh NU Gunungkidul.

Berita Lainnya  Dinyatakan Tak Lolos, Dua Pasangan Independen Akan Ajukan Sengketa ke MA

“Para sesepuh NU dan kami prihatin karena saat ini di birokrasi, sangat minim umat NU yang duduk di posisi pejabat penting,” tutur Sutiyo.

Hal inilah yang kemudian membuat tokoh-tokoh PKB dan NU Gunungkidul sepakat untuk mempersiapkan diri secara lebih dalam Pilkada kali ini. Sejumlah nama telah digodog dan dipersiapkan untuk bisa diajukan baik sebagai Calon Bupati maupun Wakil Bupati.

“Ya tapi nanti kalau memang belum memungkinkan, kita tidak akan memaksa. Tapi paling tidak, calon yang didukung tersebut ada komitmen dengan NU untuk bersama-sama memajukan umat,” tandas dia.

Saat ini, sudah ada beberapa tokoh masyarakat yang merapat ke PKB maupun NU. Nantinya, nama-nama tersebut akan ditawarkan ke semua pengurus dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga ke tingkat terbawah.

“Yang jelas nama-nama yang masuk akan kami rembug bersama kiai-kiai sepuh dan tokoh NU. PKB tidak bisa lepas dari NU,” pungkas Sutiyo.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler