fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Gunungkidul Beberapa Waktu Terakhir Dilanda Bencana, Ini Langkah Yang Dilakukan Pemkab Gunungkidul

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sejak beberapa pekan terakhir, bumi handayani terus dilanda bencana. Setelah beberapa waktu lalu bencana tanah longsor memporak porandakan kawasan utara Gunungkidul, pada Minggu (17/03/2019) kemarin, giliran bencana banjir yang menerpa sejumlah kecamatan. Berkaitan dengan bencana yang terjadi ini, sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Gunungkidul agar dampak yang timbul tidak kembali meluas. Sementara ini yang dilakukan oleh petugas masih dalam tahapan evakuasi dan mendata titik-titik bencana yang timbul, hal ini sebagai langkah untuk mengambil kebijakan lain mengenai penanganan jangka panjang.

Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengungkapkan, sejak beberapa hari lalu Kabupaten Gunungkidul telah berstatus darurat bencana. Sementara ini dari petugas sendiri masih melakukan assesement terkait titik bencana di Gunungkidul serta menghitung kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ini. Hal ini untuk menentukan upaya rekontruksi atau kegiatan lainnya agar kondisi dapat segera pulih kembali dan masyarakat bisa kembali menjalani kehidupan.

Berita Lainnya  Pembangunan Kompleks Kantor Pelayanan di Siraman Dihentikan Akibat Corona

“Untuk kerugian kami belum bisa menghitungnya, masih ada terus assesement yang dilakukan oleh teman-teman di lapangan,” papar Edy, Senin sore tadi.

Ia beberkan lebih lanjut, terkait penanganan bencana, Pemkab Gunungkidul telah mempersiapkan anggaran dari berbagai sumber untuk penanganan bencana. Edy memaparkan, di Gunungkidul sendiri, anggaran miliaran rupiah telah dipersiapkan pemerintah terkait penanganan bencana. Namun begitu, anggaran kebencanaan ini terbagi dari sejumlah sumber yang tentunya membutuhkan mekanisme. Untuk BPPD Gunungkidul, pihaknya mendapatkan anggaran sekitar 325 juta rupiah terkait penanganan bencana. Jumlah anggaran sendiri bisa bertambah mengingat Pemkab Gunungkidul juga memiliki anggaran kedaruratan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBD Gunungkidul berupa dana tak terduga anggaran sebesar 3,1 miliar.

Edi memaparkan, berkaca pada kondisi sebagian Gunungkidul yang porak poranda akibat bencana yang terjadi, kajian mengenai langkah lanjutan akan segera dilakukan. Pemkab sendiri masih harus mempelajari kondisi lokasi bencana apakah perlu mencairkan dana tak terduga untuk proses rekontruksi dan beberapa hal terkait penanganan atau tidak. Koordinasi lintas sektoral dalam hal ini sangatlah dibutuhkan, terlebih perhitungan kerugian yang dialami oleh masyarakat.

Berita Lainnya  Dinginkan Suasana Pasca Pemilu, Pemkab Gelar Rekonsiliasi

“Kita masih belum bisa melakukan penghitungan kerugian. Masih ada tahapan yang belum dilalui, meski dari sini (kerugian) penentu kebijakan lanjutan atas penanganan kebencanaan,” imbuh dia.

Titik-titik kebencanaan memang mulai bermunculan. Menurut Edy, sejak beberapa waktu terakhir ini, hampir di 18 kecamatan yang ada ditemukan lokasi bencana baik akibat luapan air, angin kencang ataupun tanah longsor. Saat ini, yang terpenting dirasa adalah penanganan pada korbannya sehingga tidak ada rasa trauma atau ketakutan. Dalam penanganan lainnya, barulah kemudian dipertimbangkan terkait dengan infrastruktur yang tentunya membutuhkan tahapan lain.

Bencana tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Patuk beberapa waktu lalu

Sementara itu, tak jauh berbeda, Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengungkapkan jika penanganan dan pemberian suport pada korban bencana saat ini jauh lebih dibutuhkan. Untuk penanganan infrastruktur, sebenarnya sudah dilakukan pasca bencana ini terjadi, meski belum secara keseluruhan. Kebijakan khusus dalam penanganan bencana akan dilakukan jika data yang dibutuhkan telah benar valid dan kebutuhan memang sangatlah mendesak.

Berita Lainnya  Curhat Pengemudi Angkutan Umum Yang Mati Suri Saat Pelajar Lebih Pilih Naik Motor ke Sekolah

“Untuk kerugian masih dalam proses perhitungan bersama mengingat ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Penentuan penanganan dengan melibatkan sejumlah instansi,” terang dia.

Bencana angin kencang yang memporak porandakan Kecamatan Semin beberapa waktu silam

Pembekalan dan pendekatan saat ini dianggap penting bagi korban bencana. Khususnya bagi mereka yang baru pertama terlanda bencana misalnya masyarakat di wilayah Purwosari dan sekitarnya. Kondisi ini membuat mereka kurang siap dan ada rasa yang tidak biasa dirasakan. Ditambahkan Immawan, bencana tahun 2019 akibat perubahan cuaca ini mayoritas disebabkan karena luapan air.

“Banyak luweng yang tidak berfungsi dan beberapa faktor lain. Tentunya ini akan menjadi bahan evaluasi menentukan langkah apa yang tepat, sementara ini ya pada umumnya kita lakukan evakuasi dan pengiriman logistik,” tutup dia.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler