fbpx
Connect with us

Peristiwa

Lagi, Pembuat Arang Dapat Tagihan Listrik Belasan Juta dari PLN

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar.com)–Kasus lonjakan tagihan listrik PLN di Padukuhan Menggoran II, Kalurahan Bleberan ternyata tidak hanya dialami oleh Mila Suharningsih (40). Tetangga satu RT Mila, yakni Suratno (70) juga merasakan hal yang tak jauh berbeda. Dirinya tidak bisa berbuat banyak ketika PLN memberikan tagihan belasan juta. Terpaksa, pria yang kesehariannya bekerja sebagai pembuat arang itu harus menjual sejumlah pohon jati untuk membayar uang muka.

Kepada pidjar.com, Sabtu (28/11/2020) Zubaidi, anak dari Suratno menceritakan kasus yang sama persis dengan apa yang dialami Mila. Hanya saja terdapat perbedaan pada nilai tunggakan yakni sebesar 10.000 KwH.

“Jika dirupiahkan katanya senilai Rp16 juta, ya kami kaget. Wong dayanya kami 1.300 pemakaian juga normal sebulan bayarnya Rp 200 ribuan,” jelas Zubaidi.

Ia disodori kertas yang berisi kesanggupan untuk membayar tunggakan. Begitu disodori tunggakan tersebut, ia lantas mendatangi PLN ULP Wonosari. Dirinya pun diberi keringanan membayar Rp 8,7 juta dengan kesanggupan membayar uang muka sebanyak Rp 5 juta.

“Katanya ada itungan-itungan tertentu, saya ndak paham. Taunya saya diberi keringanan tidak jeli membaca disodori kertas yang ternyata berisi kesanggupan membayar,” imbuh dia.

Keluarganya pun kini tak bisa berbuat banyak. Mereka saat ini berusaha mencari dana untuk membayar tungakan tersebut. Bahkan 6 batang pohon jati dan 1 pohon mahoni berukuran sedang telah disiapkan untuk dijual guna menutup kekurangan pembayaran tunggakan itu.

Berita Lainnya  Nekat Jualan Miras, Warung Kelontong di Dekat Balai Desa Ditutup Paksa

“Alasannya petugas pencatat dan penghitung yang salah. Ya mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain selain menyiapkan uang untuk membayar,” tambah Zubaidi.

Sementara itu, Manager PLN ULP Wonosari, Pranawa Erdianta bersikukuh telah memberikan jalan keluar untuk warga Kalurahan Bleberan tersebut. Ia menggaris bawahi sudah ada kesepakatan pada 25 November lalu.

“Jalan keluarnya ya tetap membayar nilai kekurangan dari beban yang belum terbayar tersebut,” jelas Pranawa.

Ia menjelaskan, sebelumnya lonjakan tagihan tersebut terjadi karena rekening yang ditagihkan kepada pelanggan setiap bulan lebih rendah dari pemakaiannya. Jumlah tersebut kemudian terakumulasi selama bertahun-tahun.

“Itu yang menyebabkan tagihan melonjak sangat besar, namun kami bergerak cepat untuk segera mencarikan solusi terbaik bagi pelanggan tersebut,” kata Pranawa.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler