fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Banjir Penolakan Rencana Penebangan Beringin Kembar Alun-alun Wonosari

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemkab Gunungkidul berencana untuk melakukan penataan di kawasan Alun-alun Wonosari. Anggaran senilai 900 juta sendiri telah disiapkan untuk membiayai proyek yang digadang-gadang akan membuat Kota Wonosari lebih indah ini. Saat ini, proyek tersebut masih dalam proses menunggu hasil desain dari konsultan perencanaan.

Adapun kawasan Alun-alun Wonosari sendiri terakhir kali dilakukan penataan adalah pada tahun anggaran 2019 dan 2020 silam. Pemkab saat itu membangun jogging track di seputar Alun-alun yang menelan anggaran hingga mencapai 2,2 miliar rupiah.

Rencana penataan kawasan Alun-alun Wonosari sendiri mulai memunculkan kontroversi, khususnya di kalangan DPRD Gunungkidul. Salah satu rencana yang ditolak adalah penebangan sejumlah pohon yang tumbuh di Alun-alun Wonosari, termasuk diantaranya adalah 2 pohon Beringin yang berada di tengah Alun-alun.

Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno menyebut bahwa dirinya secara pribadi tidak setuju dengan rencana penebangan pohon-pohon di Alun-alun Wonosari tersebut. Ada beberapa alasan yang membuatnya tak menyetujui rencana “pembersihan” Alun-alun dari pepohonan ini.

Menurut Suharno, untuk pepohonan, khususnya pohon beringin yang tumbuh di tengah Alun-alun Wonosari sendiri bisa dibilang merupakan peninggalan sejarah. Dan sudah puluhan tahun pohon tersebut ada dan bahkan menjadi salah satu ikon Alun-alun Wonosari.

“Ini kan sudah ciri khas, selain sejarah juga menunjukkan bahwa Gunungkidul adalah Yogyakarta dengan simbol Beringin di kawasan Alun-alun. Di Alun-alun Kraton juga seperti itu,” tandas Suharno, Kamis (26/05/2022).

Pepohonan di Alun-alun juga memberikan kesan sejuk pada titik nol Gunungkidul tersebut. Selain itu juga menyimbolkan komitmen pemerintah dalam hal penghijauan serta pelestarian alam.

Berita Lainnya  Pasar-pasar di Gunungkidul Tetap Beroperasi Normal

“Kalau pohon-pohon ditebangi apa nanti malah tidak terkesan gersang. Hiasan apapun tidak akan ada yang mengalahkan pemandangan hijau dari pepohonan kalau menurut saya,” lanjut politisi NasDem ini.

Selama ini, DPRD Gunungkidul sendiri tak pernah diajak berembug atau rapat berkaitan dengan rencana penataan Alun-alun Wonosari. Suharno berterus terang bahwa pihaknya cukup terkejut mendengar kabar adanya rencana penebangan pohon Beringin ini.

“Kita tahunya menyetujui anggaran untuk penataan Alun-alun Wonosari saja, kalau desainnya bagaimana, atau sampai ada rencana penebangan pohon ini, kita ndak tahu sama sekali,” terang dia.

DPRD Gunungkidul sendiri menurut Suharno tidak akan melakukan penolakan secara resmi. Ia berkaca dari penolakan resmi yang disampaikan secara tertulis terhadap pembangunan tobong yang sempat viral beberapa waktu lalu, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari Bupati.

“Anggap saja ini hak Bupati, silahkan saja anggaran atau Gunungkidul mau diapain sampai 2024 mendatang,” keluhnya.

Penolakan yang sama juga diutarakan oleh Ketua DPD Golkar Gunungkidul sekaligus juga Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho. Diungkapkan Heri, pihaknya sudah mendengar kabar perihal tentang akan adanya penataan Alun-alun Wonosari sekaligus juga penebangan Beringin Kembar. Heri sendiri secara pribadi juga menolak apabila memang benar akan ada penebangan Beringin Kembar itu. Meski demikian, pihaknya menyadari bahwa berkaitan dengan rencana maupun eksekusi program semacam ini, memang merupakan kewenangan dari Bupati Sunaryanta.

Berita Lainnya  Mau Kirim Ternak Ke Luar Daerah, Perhatikan Syarat Wajib dari Dinas

“Semoga kalau memang benar akan ditebang sudah dipikirkan secara matang. Kalau ditebang efeknya bagaimana begitupun kalau tidak ditebang bagaimana,” beber Heri.

Dilanjutkannya, jika boleh mengusulkan, ada baiknya Bupati ataupun Pemkab Gunungkidul kembali mengevaluasi rencana penebangan pepohonan di kawasan Alun-alun Wonosari ini. Bagaimanapun juga, penghijauan dengan merawat pepohonan sendiri akan ada banyak manfaatnya. Diantaranya adalah produsen oksigen, penyimpan air bawah tanah, hingga perindang. Hendaknya pemerintah bisa memberikan contoh kepada masyarakat terkait pentingnya merawat serta melestarikan pepohonan.

“Apapun pohonnya yang akan ditebang, mohon ada pertimbangan lagi,” terang dia.

Sebagai partai pengusung, Heri menyebut bahwa pihaknya akan meminta penjelasan dari Bupati berkaitan dengan rencana tersebut. Heri mendengar bahwa ada berbagai macam rumor yang berkembang berkaitan dengan rencana penebangan Beringin Kembar. Termasuk diantaranya adalah adanya aturan dari Kraton yang melarang adanya pohon Beringin Kembar di Alun-alun.

Berita Lainnya  Pedagang Bahan Pokok Diminta Tak Layani Pembelian Dalam Jumlah Tak Wajar

“Kalau aturan dari Kraton itu terus terang saya juga belum baca langsung, entah ada atau tidak,” pungkas dia.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Abdul Azis mengungkapkan, rencana menata ruang terbuka hijau di Alun-alun Wonosari sendiri telah digagas sejak lama. Adapun kemudian disepakati rencana tersebut direalisasikan di tahun 2022 ini dengan anggaran 900 juta rupiah. Saat ini, proyek penataan ini masih dalam proses pembuatan dokumen perencanaan yang dilakukan oleh konsultan.

“Masih proses pembuatan dokumen perencanaan, setelah ini baru akan ada pemaparan dan diskusi bersama pimpinan,” papar Abdul Azis.

Pembangunan sendiri akan dimulai jika memang sudah final desain dan lainnya. Disinggung mengenai konsep penataan Alun-alun ini adalah untuk menyediakan kawasan terbuka bagi masyarakat dan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas. Namun kemudian, ketika disinggung untuk detail fasilitas apa saja yang akan tersedia, Abdul menyebut bahwa ia belum mengetahui secara pasti.

Pun demikian ketika dikonfirmasi perihal “nasib” dua beringin kurung dan sejumlah pepohonan langka yang saat ini tumbuh di kawasan alun-alun, Aziz menyebut bahwa pihaknya masih menunggu konsep yang disusun konsultan.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler