Sosial
Didampingi Konsultan Jepang, BPBD Pasang Alat Deteksi Longsor di Ngawen
Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul ditetapkan sebagai kawasan merah dengan tingkat kerawanan terhadap bencana longsor cukup tinggi. Di antara kawasan yang rawan terjadi longsor tersebut adalah di Kecamatan Purwosari, Gedangsari, Patuk, Nglipar, Ngawen, Ponjong. Sebagai antisipasi terjadinya longsor dan untuk meminimalisir timbulnya korban jiwa bilamana terjadi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasang sejumlah peralatan pendeteksi longsor atau biasa disebut Early Warning System (EWS). Sejauh ini, BPBD telah EWS di 63 titik di sejumlah desa yang terpantau memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana longsor.
Pada Kamis (18/01/2018) siang tadi, BPBD berkoordinasi dengan aparat dari Polsek Ngawen kembali melakukan pemasangan EWS di Padukuhan Mundon, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen. Pemasangan EWS dilakukan oleh BPBD DIY, BPBD Gunungkidul, dan Takagawa dari Japan Radio Corporation selaku konsultan EWS.
Kapolsek Ngawen, AKP Agus Sunarno menyatakan sangat mendukung adanya penambahan peralatan EWS di wilayahnya. Sejumlah titik di wilayah Ngawen disebut Agus merupakan daerah rawan tanah bergerak. Menurut pantauannya, wilayah paling rawan ada di Desa Tancep yang mana kondisi geografisnya berbukit-bukit.
"Di situ ada dua padukuhan yang rawan yakni, Padukuhan Jono dan Mundon," kata Agus, Kamis siang.
Ditambahkan Agus, di kedua wilayah tersebut sedikitnya tinggal sekitar 20 kepala keluarga yang tinggal di lokasi rawan longsor. Dirinya berharap dengan dipasangnya EWS di Mundon dapat menjadi deteksi dini bagi masyarakat yang ada di sana sehingga sewaktu-waktu bisa melakukan langkah antisipasi jika terjadi bencana.
"Semoga alat itu dapat berfungsi dengan baik. Sehingga ketika ada bencana masyarakat bisa menyelamatkan diri dan tidak ada korban jiwa maupun harta," imbuh dia.
Disinggung mengenai aktifitas penambangan di Ngawen yang membuat kondisi semakin rawan akan longsor, Agus mengatakan saat ini sudah tidak ada penambang batu yang beroperasi. Setelah kejadian pada beberapa waktu lalu di mana terjadi longsong yang menimpa rumah dan menimbulkan korban jiwa, masyarakat dianggap sudah mulai sadar dengan menjaga alam.
"Tambang sudah tidak ada lagi. Yang bekas dulu itu sudah dilongsorkan. Semoga tidak ada kejadian serupa di Ngawen," pungkas dia.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Video Syur Sang Ketua Beredar, Tim 01 Tegaskan Tetap Solid Menangkan Endah-Joko
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Skandal Video Syur Pimpinan DPRD Makin Meluas, Puluhan Orang Geruduk Kantor Dewan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Lanjutkan Proyek Penataan Wajah Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
15 Hari Pasca Pengetatan Miras di Gunungkidul, Petugas Sita Ribuan Botol Minuman Siap Edar
-
Politik1 minggu yang lalu
Mengejutkan, Heri Nugroho Mundur Dari Ketua DPD Golkar Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Dua ASN Yang Dipecat Bupati Atas Skandal Perselingkuhan Diaktifkan Kembali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ini Desain Indah Alun-alun Wonosari, Pembangunan Dilanjutkan Tahun Depan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keputusan Kontroversial Plt Bupati Aktifkan ASN Yang Dipecat Karena Perselingkuhan, Ini Respon Sunaryanta
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan Dengan Mahmud Ardi Widanta, Pengusaha Nikel Yang Nyalon Wakil Bupati Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Gunungkidul City Run and Walk 2024, Suguhkan Track dan Suasana Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terlibat Perkelahian di JJLS, 7 Remaja dari Bantul Diamankan Petugas
-
Politik2 minggu yang lalu
Paslon Hero-Pena Gelar Kampanye Terbuka, Libatkan Anak Muda dalam Program