fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Dinkes Gunungkidul Akui Pantauan Medis Terhadap Pasien Isoman Belum Optimal

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Hampir sebulan terakhir ini, penambahan kasus covid19 di Gunungkidul terus melonjak. Ratusan orang perharinya dinyatakan positif mengidap penyakit yang menjadi pandemi di seluruh dunia ini. Di Gunungkidul sendiri, dari ribuan kasus aktif yang terjadi, sebagian besar melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kapasitas ruang perawatan di fasilitas kesehatan di Gunungkidul sendiri memang sangat terbatas.

Sementara itu, di tengah lonjakan kasus aktif ini, korban jiwa terus berjatuhan. Dalam seminggu terakhir ini, belasan orang setiap harinya meninggal dunia. Saat ini, tak jarang pasien meninggal dunia saat sedang melaksanakan isolasi mandiri.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengaku, pihaknya saat ini mencatat ada ribuan pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri. Hingaa saat ini tercatat pasien covid19 dalam perawatan mencapai 3.169 kasus. Dari jumlah itu, sebagian besar pasien positif melaksanakan isolasi mandiri.

Berita Lainnya  Bertambah 144 Kasus Positif, Ratusan Pasien Jalani Isolasi Mandiri

“Sebagian besar memang menjalani isolasi mandiri, hanya ratusan saja yang menjalani perawatan di rumah sakit,” terang Dewi, Kamis (15/07/2021) siang.

Pasien covid19 yang menjalani isolasi mandiri ini tengah menjadi perhatian pihaknya. Ia tak menampik bahwa saat ini, ada cukup banyak pasien isolasi mandiri yang kemudian meninggal dunia. Dewi mengungkapkan, pihaknya akan lebih meningkatkan pemantauan terhadap pasien-pasien isolasi mandiri ini. Petugas medis di tiap-tiap Puskesmas di Gunungkidul diperintahkan lebih mengintensifkan pantauan.

“Kami akan meningkatkan pengawasan kepada pasien yang sedang isoman, petugas medis yang ada sudah disiapkan,” ucapnya.

Dijelaskannya, berkaitan dengan hal ini, Puskesmas memang memiliki peran yang sangat penting dalam pemantauan pasien covid19. Puskesmas tidak hanya menyediakan petugas medis yang memantau kesehatan pasien secara rutin, namun juga meliputi kebutuhan medis pasien yang menjalani isoman. Ia mencontohkan ketika pasien sedang membutuhkan oksigen.

Berita Lainnya  Menyesal Bawa Sabit ke Sekolah, Bocah SMP Ini Berharap Tetap Bisa Melanjutkan Sekolah

Namun demikian, ia mengakui bahwa selama pemantauan terhadap pasien covid19 yang isoman belum berjalan optimal. Hal ini menurutnya lantaran ada berbagai kendala. Seperti komunikasi antara pasien isoman dengan petugas medis yang kadang terkendala. Selain itu juga beban kerja para petugas medis di Puskesmas yang sangat banyak. Selain penanganan pelayanan kesehatan umum dan pasien covid, petugas Puskesmas sendiri juga disibukkan dengan penggencaran program vaksinasi di wilayah. Sebagai solusinya, Dewi berharap pasien isoman rajin mengkomunikasikan keadaannya terhadap petugas medis jika membutuhkan penanganan cepat.

“Kami harapkan pasien isoman turut aktif dalam melaporkan kondisinya kepada fasilitas kesehatan terdekat. Komunikasi bisa melalui daring,” sambungnya. (Roni)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler