fbpx
Connect with us

Sosial

Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Tak Stabil Dalam Beberapa Pekan, Penjual Mulai Gusar

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sejumlah harga barang kebutuhan pokok di wilayah Gunungkidul masih mengalami naik turun selama beberapa pekan ini. Berbagai faktor tentunya mempengaruhi kurang stabilnya harga kebutuhan pokok yang berdampak pula pada berkurangnya omzet para pedagang di pasar. Salah satunya yakni harga kebutuhan di Pasar Argosari, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan dan ada pula yang mengalami penurunan.

Seperti yang diungkapkan oleh Bu Sosial, salah seorang pedagang bahan pokok di tengah pasar Argosari. Sejak beberapa pekan ini memang ada beberapa bahan yang mengalami naik turun. Misalnya saja harga rempah-rempah (empon-empon) yang biasanya hanya berkisar dari harga 20.000/kg bisa tembus hingga ke angka 30.000 bahkan 40.000.

“Yang naik signifikan memang empon-empon , berkisar 10.000 per kilonya. Dari distributornya sudah mahal, dampaknya ya yang biasa belanja 1 kg sekarang hanya berani beli 1/4 kg saja,” kata Bu Sosial, Kamis (08/11/2018).

Kondisi harga rempah-rempah yang cukup tinggi ini menurutnya sudah berlangsung selama 1 bulan lamanya. Belum ada tanda-tanda akan menurunnya harga rempah yang banyak diburu oleh masyarakat. Kemudian untuk harga telur memang beberapa waktu lalu sempat mengalami keanjlogan.

Akan tetapi, selama 1 minggu ini harga ecer sudah mulai ada progres yang lebih baik lagi, 1 kilogram dihargai Rp 19.000. Akan tetapi harga ini masih belum begitu stabil. Disusul kembali dengan harga beras yang ada kenaikan Rp 1.000/kg, dari harga 11.000 bahkan tembus di harga Rp 12.000 untuk kualitas menengah.

Berita Lainnya  Taman Kota Jadi Ajang Mesum Remaja, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi

“Minyak curah juga sedikit anget naik Rp 1.000/kg. Kalau gula jawa naik Rp 4.000 dari sebelumnya di kisaran Rp 20.000 jadi Rp 24.000” tambah dia.

Komoditas sayur mayur, bawang merah, bawang putih dan cabai pun juga sempat mengalami kenaikan turun dan kemudian naik lagi. Untuk bawang  merah berada dikisaran harga 16.000 hingga 18.000 per kilogramnya, sementara harga bawang merah ada di harga Rp 20.000.

Menurut Sosial, kurang stabilnya harga masih akan terjadi beberapa waktu ke depan. Karena untuk pasokan memang kadang ada dan tidak, namun demikian ia tidak menginginkan jika kondisi seperti ini berlangsung cukup lama. Pasalnya sangat berdampak pada omzet dari masing-masing pedagang.

“Berkurang 20-40 persen omzetnya, pengunjung juga gak begitu banyak,” tandas dia.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Yuniarti memaparkan dari jajarannya terus melakukan pemantauan harga di beberapa pasar tradisional. Pihaknya tidak menampik jika belakangan ini harga kebutuhan pokok tidak stabil. Naik turunnya harga memang bergantung pada musim dan faktor lainnya.

Berita Lainnya  Rumah Selesai Direhab Polisi, Janda Miskin Ini Kini Tak Lagi Takut Hujan dan Angin Malam

Bedasarkan survei yang dilakukan, untuk bawang merah, cabai dan sayur mayur sempat mengalami kenaikan diakibatkan karena musim kemarau yang terjadi di daerah, kemudian faktor di mana banyak masyarakat yang menggelar hajatan. Pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan lintas sektoral untuk pemantauan harga.(arista)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler