Sosial
Harga Pakan Lele Meroket, Nasib Pembudidaya Kian Murung





Wonosari,(pidjar.com)– Harga pakan ikan lele yang terus meroket membuat para pembudidaya kian terpuruk. Mereka harus memutar otak agar biaya pakan bisa ditekan untuk menghindari kerugian.
Salah satu pembudidaya lele di Kalurahan Pulutan, Kapanewon Wonosari, Suhardi, mengatakan pembudidaya lele saat ini dihadapkan kondisi yang cukup sulit. Dalam setahun terakhir disebutnya harga pakan terus mengalami kenaikan. Kondisi ini mau tak mau harus membuatnya memutar otak agar ikan lele dapat dipanen dengan maksimal.
“Harga pakan naik, sudah sekitar satu tahun yang lalu. Dulu harganya Rp. 307 ribu per sak ukuran 30 kilogram, sekarang sudah Rp. 370 ribu per sak,” jelasnya.
Ia sendiri sudah membudidayakan lele sejak tahun 2008, sumber penghasilannya digantungkan pada keuntungan penjualan lele. Untuk menyiasati harga pakan yang terus naik, ia terpaksa harus memberikan pakan alternatif lain seperti belatung ataupun bangkai ayam jika ada. Namun menurutnya pakan alternatif yang digunakan tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan lele.
“Lelenya lebih cepat kalau diberi pakan murni pelet,” terangnya.





Ia mempunyai 21 kolam yang terdiri dari kolam terpal sebanyak 7 buah, kolam semen sebanyak 13 buah, dan sebuah kolam tanah. Sebanyak 25 ribu hingga 30 ribu bibit lele ia budidaya. Disebutnya, untuk setiap 1.000 lele setidaknya membutuhkan tiga sak pakan hingga masa panen tiba. Dengan naiknya harga pakan disebutnya juga memengaruhi biaya produksi lele.
“Kalau sampai tidak jual 80 kg itu tidak untung, sekarang harga tenggelam di sekitar Rp. 17 ribu sampai Rp. 18 ribu per kilogramnya,” terangnya.
Meskipun harga terus naik, ia tetap akan menggeluti budidaya lele. Hal itu karena ia tidak memiliki pekerjaan lainnya. Disebutnya naiknya harga pakan diperparah dengan tingkat pembelian masyarakat yang belum optimal. Dibandingkan dulu ia mengatakan dalam setiap harinya bisa menjual 30 hingga 50 kilogram setiap harinya. Namun dalam beberapa waktu terakhir, transaksi penjualan lele mengalami penurunan yang sangat signifikan.
“Kalau saya tetap berteriak lele sampai kapanpun karena tidak ada pekerjaan lain, dulu tidak ada kendala setiap hari bisa menjual 30 sampai 50 kilogram. Tapi sekarang sepi,” keluhnya.
“Ya kalau harga pakan naik terus bisa merugikan pembudidaya, kalau pakan naik otomatis mengurangi untung. Harapannya bisa segera turun harganya,” tutup Suhardi.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial5 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum7 hari yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK