Peristiwa
Hidup Sebatangkara, Mbah Wagimin Tertimbun Rumahnya Yang Roboh
Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Malang terus melanda Wagimin (55) warga Padukuhan Mojo, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Selepas ditinggal orang tuanya yang meninggal setahun silam, pria yang mengidap ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) ini juga harus kehilangan rumahnya. Pada Senin (15/07/2019) siang tadi, rumah berukuran kurang lebih 3×6 meter yang dihuni sendirian oleh Wagimin roboh. Bahkan ia sendiri nyaris menjadi korban lantaran saat rumah roboh, ia tengah berada di dalamnya.
Robohnya rumah yang dihuni oleh Wagimin sendiri memang cukup mengejutkan. Hal ini lantaran saat kejadian, kondisi cuaca sedang bagus. Tak ada angin ataupun hujan apalagi gempa bumi yang tengah melanda. Tiba-tiba saja gubuk sederhana tersebut ambruk hingga rata dengan tanah. Diperkirakan, robohnya rumah Wagimin sendiri lantaran material bangunannya sudah lapuk termakan usia.
Babinsa Ngeposari, Serda Heru Setiawan menceritakan, meski tengah berada di dalam rumah saat kejadian, namun Wagimin tak sampai menderita luka-luka. Sejumlah luka lecet hanya dialami oleh korban saat berusaha keluar dari balik reruntuhan rumahnya lantaran bergesekan dengan kayu maupun bambu.
“Untungnya Wagimin ini tadi sempat berlindung di bawah kolong meja sehingga bisa selamat tanpa ada luka apapun. Kejadiannya sekitar jam 13.45 WIB,” beber Heri, Senin petang.
Menurut Heri, rumah Wagimin memang saat ini tak lagi bisa ditinggali. Rumah berdinding anyaman bambu tersebut ambruk rata dengan tanah. Adapun dari warga hingga Senin sore tadi masih terus bekerja bakti di sekitar lokasi kejadian untuk mengevakuasi sejumlah material dari rumah tersebut.
“Tadi warga bersama petugas dari BPBD, Polsek Semanu, Koramil Semanu dan sejumlah relawan bekerja bakti di lokasi kejadian,” imbuhnya.
Ia menambahkan, warga sendiri sangat bersemangat dalam memberikan pertolongan lantaran menyadari kondisi yang dialami oleh Wagimin. Di tengah kehidupannya yang hidup sebatangkara, korban juga menderita gangguan kejiwaan. Selama ini, hidup Wagimin bahkan hanya mengandalkan bantuan dari sanak saudara maupun tetangga. Dengan segala keterbatasan, Wagimin tak bisa bekerja.
“Ada saudara sepupu dan kerabat lainnya yang mengirimkan nasi dan lauk kepada Wagimin sehari-harinya,” terang dia.
Hingga saat ini menurut Heri, belum diketahui secara pasti, apakah Wagimin akan kembali dibuatkan rumah sebagai huniannya sendiri atau akan tinggal bersama saudaranya. Hal ini masih menunggu koordinasi dari pihak keluarga mengenai keputusan ini.
“Untuk kerugian sekitar 30 juta. Ini masih dihitung-hitung juga,” imbuh dia.
Untuk sementara, Wagimin diungsikan ke rumah salah seorang kerabatnya. Meski begitu, Wagimin sempat menolak tinggal di rumah kerabatnya tersebut.
“Sempat minta dibuatkan omah-omahan kecil di bekas rumahnya. Kalau saat ini sudah diungsikan ke tempat saudaranya itu,” tutupnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials