Sosial
“Hobi” Unik Anggota DPRD Gunungkidul, Menggotong Jenazah Warga
Semin,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Eckwan Mulyana mungkin bisa menjadi salah satu contoh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang totalitas dalam bermasyarakat. Meski ia telah duduk di kursi empuk anggota dewan yang menjadi idaman politisi, namun dirinya tidak sungkan membaur bersama masyarakat. Di lingkungan sekitar tempatnya tinggal, Eckwan yang juga mantan lurah ini bahkan dikenal sebagai tukang angkut jenazah.
Ya, Eckwan memang sangat dikenal oleh warga Kalurahan Pundungsari terutama saat ada warga yang meninggal dunia. Tak hanya sekedar melayat saja, ia tidak sungkan untuk membantu mengangkat atau menandu jenazah sampai ke liang lahat.
“Membantu menandu jenazah seperti ini sudah saya lakukan sejak dulu. Tidak hanya di wilayah Pudungsari, tapi ya kalo saya takziah (melayat) ke mana-mana pasti membantu,” kata Eckhwan Mulyana yang merupakan politisi Gerindra ini.
Ia mengaku, rutinitasnya sebagai penggotong jenazah ini telah dilakukannya bahkan sejak sebelum menjabat sebagai lurah Pundungsari. Sejak muda, berbaur dengan masyarakat di wilayahnya memang menjadi hobinya. Hal semacam ini dan penyelesaian permasalahan warga kecil-kecil ia turut membantu. Lantaran sifat entengan inilah yang kemudian membuatnya didorong oleh warga untuk mencalonkan diri menjadi Lurah Pundungsari dan akhirnya menang. Selama menjabat itu pula tak ada yang kemudian merubah rutinitasnya. Selama 5 tahun menjabat sebagai lurah, hal tak berbeda selalu ia lakukan, termasuk juga berbaur hingga menggotong jenazah warganya.
“Kalau ada layatan kan itu pasti sedang susah, saya sebisa mungking membantu. Memang sudah kebiasaan saya,” papar dia.
Pun demikian saat ia kemudian mencalonkan diri sebagai anggota dewan. Sifatnya yang dekat dengan masyarakat ini diakui membuatnya cukup mudah dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kursi anggota DPRD dari Dapil 3 pun ia kantongi. Namun lagi-lagi, jabatan bergengsi ini tak lantas melunturkan hobinya untuk menandu jenazah. Hingga sekarang, mungkin sudah lebih dari 300 jenazah yang ia tandu sampai ke liang lahat.
“Saya sampai lupa, mungkin lebih ya. Kalau seperti ini nukan pamrih atau mencari perhatian agar dikenal, tapi ini murni sosial kemasyarakatan. Apalagi saya lakukan sejak sebelum saya terjun ke politik,” ucapnya.
Ia terpanggil untuk turut menandu jenazah ini karena rasa sosial masyarakat. Dengan begitu menurutnya sebagai pengingat bahwa semua orang juga akan meninggal, tidak memandang siapa orangnya, berapa usianya dan lainnya.
“Ini bukan pencitraan lho, sebagai pengingat bagi saya sendiri, wong kui baline ngandi (kembalinya ke mana) pasti juga akan meninggal to. Nah kemudian untuk ingat berbuat baik, sedekah, membantu sesama serta meningkatkan ibadahnya,” imbuh dia.
Sementara itu, Dukuh Banjardowo, Kalurahan Pundungsari, Arna Nugroho mengatakan, apa yang dilakukan oleh Eckwan ini memang telah dilakukan sejak sebelum ia menjadi lurah hingga dewan. Pada awalnya, saat Eckwan masih warga biasa, ia tentunya tak risih saat melihatnya menandu jenazah hingga liang lahat. Pada masa lalu hingga saat ini, jam berapapun jika ia mendengar ada warga yang meninggal, Eckwan langsung hadir dengan armada ambulance miliknya.
Namun kini, Arna sebagai Dukuh seringkali merasa segan dengan hal tersebut. Beberapa kali ia sempat meminta Eckwan untuk duduk saja tidak usah membantu menggotong jenazah. Namun permintaan tersebut selalu ditolak. Sang anggota dewan tersebut tetap bersikeras untuk ikut membantu hingga proses penguburan.
“Saya sebenarnya tidak enak sejak beliau sudah menjadi lurah, lenggah saja biar warga dan keluarga yang menggotong jenazah to,” jelas Arna.
“Sudah sejak lama sampai ikut penguburan kadang bajunya sampai kotor-kotor tapi tidak masalah bagi beliau. Itu tidak hanya di Pundungsari saja kok tapi manapun kalau beliau tau pasti hadir dan membantu menandu hingga pemakaman,” paparnya.
Sejumlah pengalaman yang cukup lucu pun juga mengiringi hobi Eckwan dalam menandu jenazah. Seperti misalnya banyak warga yang belum mengetahui menyangka bahwa Eckwan adalah sopir ambulance. Sehingga tak jarang disuruh-suruh bahkan dibentak oleh warga biasa.
“Kalau warga yang belum tahu itu ngiranya beliau sopir ambulance karena kan juga nyopiri to,” imbuh dia.
Bahkan saat covid19 sedang meningkat beberapa bulan lalu, ia juga terjun membantu penanganan dan pemakaman. Jam berapapun ia siaga bersama dengan warga.
“Beliau akrab sekali kalau dengan relawan covid di sini, karena saat kasus meningkat beberapa waktu lalu, hampir setiap hari pak Eckwan ini membersamai kami,” tutup dia.
-
Sosial4 hari yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial4 hari yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum2 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial3 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Protes Badingah Saat Namanya Masuk Jadi Tim Penasehat Calon Bupati