fbpx
Connect with us

Sosial

Manfaatkan Biogas Sampah di TPAS Wukirsari untuk Bahan Bakar

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)—Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) sejak tahun 2015 lalu mengembangkan sebuah terobosan, dimana cairan dari sampah yang ada di TPAS Wukirsari ini kemudian diolah dan diubah menjadi biogas yang memiliki manfaat bagi masyarakat sekitar. Bio gas ini menjadi salah satu alternatif bahan bakar yang digunakan warga untuk memasak dan melakukan kegiatan lain yang menggunakan api.

Kepala UPT TPAS Wukirsari, Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari, Heri Kuswantoro mengatakan sejak dikembangkanya biogas beberapa tahun silam, sejumlah penyempurnaan teknologi ini terus dilakukan, sampai pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Adapun cara kerjanya, pada tumpukan sampah yang telah diosortir oleh petugas dipasangi pipa-pipa pralon. Biogas ini muncul karena terjadinya pembusukan sampah organic dan kemudian berpengaruh pada kelembaban dan organism pengurai sampah. Kemudian dialirkan ke pipa-pipa yang tersambung ke rumah warga di Padukuhan Wukirsari, Kalurahan Baleharjo.

Berita Lainnya  Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 17%, Standar Penentu Kemiskinan Disebut Wabup Kurang Tepat

Sejak 2015 lalu masyarakat mulai memanfaatkan biogas ini sebagai bahan bakar mereka. Tentu dengan adanya alternative ini mengurangi angka ketergantungan masyarakat dengan gas LPG, meskipun masih ada yang menggunakan tentu lebih irit dan mengurangi beban pengeluaran masyarakt.

Data yang ada di kami sekitar 40 rumah yang menyalur pipa biogas ini untuk bahan bakar mereka,” kata Heri Kuswantoro, Rabu (17/06/2020).

Lebih lajut ia memaparkan, pipa pralon tersebut disalurkan ke rumah warga, dan ada kompor atau tungku khusus untuk pemanfaatannya. Dalam pemanfaatannya, warga setempat tidak dipungut biaya (gratis). Namun demikian, sesuai dengan kesepakatan yang ada, masyarakat memiliki kesadaran pemeliharaan jarjngan, sehingga ada rasa handarbeni dan bersama-sama dalam pengelolaan jaringan gas ini.

Berita Lainnya  Sembuh dari Covid-19, Seluruh Karyawan Dinkes Sudah Mulai Bekerja

Kita saling komunikasi kalau ada kendala di lapangan,”jelasnya.

Untuk jam operasi biogas ini, menurut Heri masih belum bisa 24 jam. Sementara diatur mulai jam 05.00 sampai dengan 19.000 untuk memberikan waktu istirahat bagi mesin blower pendorong gas sampai ke warga. Selain itu juga untuk mencegah kerusakan blower jika dihidupkan 24 jam penuh.

Rencana kedepan memang seperti itu (pengembangan lebih besar) Tapi juga mengingat anggaran yang minim,” tambahnya.

Sementara itu, Dukuh Wukirsari, Sutrisno megatakan dengan adanya terobosan tersebut memang membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat. Ketergantungan akan LPG di puluhan rumah pun sedikit berkurang, mengjngat mereka mendapatkan aliran dari biogas ini.

Berita Lainnya  Kenaikan Harga Sejumlah Komoditi Bahan Pokok Sejak Awal Puasa, Dinas Kaji Operasi Pasar

Tentu ada dampak positif yang dirasakan masyarakat di sekitar TPAS,”ucapnya.

Namun demikian, ia mengungkapkan dimusim penghujan ada sedikit problem yang sering dihadapi, yakni bau dari sampah-sampah tersebut cukup menyengat dan sampai ke radius yang agak jauh. Harapannya, dari pemerintah terus berupaya meminimalisir bau tersebut.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler