Sosial
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Mewujudkan Indonesia Yang Rukun dan Damai
Wonosari,(pidjar.com)–Peran perempuan dinilai memiliki peran strategis untuk mencegah berlanjutnya tindakan intoleransi dan kekerasan berbau SARA, terutama dalam keluarga dan komunitasnya. Hal ini lantaran perempuan memiliki peran sentral untuk memasukkan
nilai-nilai etika untuk mendukung perdamaian dalam pendidikan keluarga.
Bupati Gunungkidul, Badingah yang juga menjadi Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Gunungkidul mengatakan, intoleransi, radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Ujaran kebencian yang menjadi bibit intoleransi, terus mengemuka ke publik, baik itu di dunia nyata ataupun dunia maya.
“Jika bibit intoleransi ini dibiarkan, maka bisa berpotensi mengarah pada radikalisme dan terorisme. Apakah kita ingin anak-anak kita dan generasi penerus, terus menjadi korban dari radikalisme dan terorisme?” katanya, Rabu (18/04/2018).
Menurutnya, pendekatan yang lembut menjadi peran penting perempuan dalam mencegah radikalisme dan terorisme. Khususnya seorang ibu, melalui kelembutannya bisa memberikan dasar-dasar toleransi kepada anak-anak mereka. Pasalnya, pola rekruitmen terorisme ini dinilai dilakukan tanpa disadari. Pasalnya mereka akan menyamakan persepsi secara perlahan soal kekejaman yang diterima umat sehingga menimbulkan rasa kebencian.
“Toleransi ini tentu juga harus diimbangi dengan nilai-nilai religius. Karena seperti kita tahu, tidak ada satupun agama yang ada di bumi ini yang mengajarkan kekerasan,” ujarnya.
Untuk bisa berkomitmen menjaga persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menurut Badingah, harus dimulai dari wilayah yang terkecil, yaitu keluarga. Para orang tua harus menjamin, anak-anaknya bisa terbebas dari paham radikalisme. Karena paham ini jelas bisa berpotensi memecah belah keutuhan bangsa.
“Dengan kemampuan perempuan dalam peningkatan pendidikan, semoga strategi tersebut berhasil. Mari kita jadikan Hari Kartini ini yang damai melalui perempuan-perempuan yang tangguh,” kata Badingah.
Sementara itu, Kadubdit Bintibluh Ditbinmas Polda DIY, AKBP Sinungwati menambahkan, media sosial memiliki kerawanan lebih besar dibanding media konservatif lantaran bisa menimbulkan intoleransi tidak hanya terkait agama, namun juga suku dan ras.
Akibatnya, menciptakan radikalisme yang akan menjurus pada kekerasan, penyebaran paham radikal melalui propaganda kelompok teroris, dan cyber crime seperti pornografi dan judi online. Oleh karenanya, ia menghimbau agar masyarakat harus waspada dalam mengunduh berita yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.
“Kehadiran media sosial ini sebetulnya membantu namun kalau tidak hati-hati bisa membuat rugi. Sehingga harus berhati-hati dalam mencerna berita,” ucap dia.
-
Politik2 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan