Sosial
Ramai Kabar Stok Buku Nikah Menipis di Berbagai Daerah, Gunungkidul Masih Aman
Wonosari,(pidjar.com)–Belakangan ini, tengah ramai diperbincangkan perihal menipisnya stok buku nikah di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam kabar yang viral diberitakan oleh sejumlah media, stok buku nikah hanya cukup hingga bulan Oktober 2018 saja. Menipisnya stok tersebut salah satunya dikarenakan adanya lonjakan permohonan pernikahan yang sangat signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Namun kondisi itu tidaklah terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Kantor Kementerian Agama Gunungkidul memastikan bahwa stok buku nikah di Gunungkidul dalam kondisi aman.
Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Gunungkidul, H. Arief Gunadi melalui salah satu sataf Bimas Islam, Sri Wahyuni, S.Ag mengatakan, bedasarkan perhitungan stok buku nikah yang ada di Kantor Kemenag saat ini masih terdapat 2.800 pasang. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir jika Gunungkidul akan mengalami kekurangan buku nikah. Tidak hanya di Kemenag saja, melainkan dari masing-masing KUA pun juga memiliki stok yang masih aman.
“Belum pernah di Gunungkidul ada kekurangan stok buku nikah. Masih dalam kondisi aman, bahkan kadang justru berlebih,” kata Sri Wahyuni. Senin (10/09/2018) siang.
Menurutnya, situasi semakin aman karena sekarang ini, sudah mulai memasuki bulan di mana masyarakat sepi dalam menyelenggarakan hajatan pernikahan. Di sejumlah daerah masih sangat memegang teguh kepercayaan jika di bulan Suro tidak menggelar hajatan pernikahan lantaran berakibat pada nasib yang buruk.
“Agak sepi memang. Tapi ya ada daerah yang tidak ada pantangan hitungan Jawa. Tahun lalu saja kalau bulan seperti ini ada 200 lebih,” imbuh dia.
Dari awal tahun 2018 hingga akhir Agustus 2018 ini, terdapat 3.733 pasangan yang telah melangsungkan pernikahan. Buku-buku nikah itupun langsung diterbitkan oleh KUA di setiap kecamatan. Mayoritas masyarakat meyelenggarakan hajatan pada bulan Dzulhijah, Syawal dan beberapa bulan lain yang sekiranya dianggap bulan baik.
Pada bulan Dzulhijah lalu misalnya, terdapat 754 pasangan yang telah dinikahkan. Jumlah tersebut menurun dibandingkan bulan Dzulhijah tahun 2017 lalu.
Ia beberkan lebih lanjut, rata-rata setiap tahunnya, terdapat 5.500 pasangan yang menikah dari berbagai usia dan kalangan. Disinggung mengenai satu isu yang juga tengah santer diperbincangkan, yakni buku nikah palsu Sri Wahyuni dengan tegas di Gunungkidul belum pernah ditemukan hal semacam itu.
“Kami terus lakukan monitoring besama dengan sejumlah petugas dari tingkat Kanwil maupun lainnya. Jadi Alhamdulillah belum ada temuan semacam itu,” imbuh dia.
Sementara itu, Sugasto Kepala KUA Ponjong, mengatakan hingga bulan ini masih terdapat 100 pasang buku nikah di Kantor KUA Ponjong. Dengan demikian stok ini dianggap masih sangat mencukupi. Jika nantinya sekiranya telah menipis, dari pihak KUA tentu akan segera mengambil buku nikah di Kemenag Gunungkidul.
“Masih aman. Bulan lalu hanya 37 buku nikah yang kami terbitkan, jadi stok saat ini sangat aman,” ujarnya. (Arista Putri)
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan