Sosial
Semarak HUT RI ke 78 di Lapas Perempuan Yogyakarta





Wonosari,(pidjar.com)– Moment Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 menjadi ajang perekat satu dengan yang lainnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah kegiatan untuk menyemarakkan 17 Agustus digelar perlombaan baik di tingkat padukuhan, desa, maupun perusahaan swasta di tempat kerja mereka. Semarak Agustusan juga begitu terasa di Lembaga Permasyakatan Perempuan (LPP) Kelas II B Wonosari.
Sejak beberapa hari terakhir, suasana berbeda nampak di lapangan Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul. Para warga binaan sibuk mempersiapkan pernak pernik dan kostum untuk mengikuti kegiatan untuk mengisi acara menjelang HUT RI ke 78. Pada Selasa (15/8/2023) siang tadi, elasan nara pidana berdandan bak model dengan desain baju daur ulang dan berlenggak-enggok di catwalk.
Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta Evi Loliancy mengungkapkan, sejumlah kegiatan digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-78. Salah satunya dengan fashion show. Dimana para warga binaan ini bisa berkreasi sesuka hati mereka untuk membuat kostum yang digunakan dan diperagakan saat berlenggak-lenggok di karpet merah.
Meski terik matahari menyengat, tak mematahkan semangat para warga binaan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Bak model papan atas, satu persatu dari warga binaan berjalan memperagakan kostum yang terbuat dari pemanfatan koran, majalah, plastik dan beberapa bahan lainnya.Termasuk adu kemampuan bernyanyi dan beberapa kegiatan lain.
“Harapannya meskipun di dalam (Lembaga Permasyarakatan) mereka masih bisa mengeksplorasi diri mereka, kreatifitas mereka luar biasa kok. Melalui kegiatan ini kami berusaha mewadahinya,” ucap Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta Evi Loliancy





Ia mengatakan, persiapannya cukup lama. Sebelumnya sejumlah kegitan seperti voli dan sejumlah permainan tradisional maupun hiburan juga digelar.
Sementara itu, salah satu narapidana Nani Apriliani misalnya. Dengan nomor urut tujuh, ia membentuk pakaiannya dari tisu yang diberi warna. Dengan adanya kegiatan semacam ini menurutnya semakin mempererat hubungan kekeluargaan warga binaan satu dengan yang lainnya.
“Temanya metamorfosa, artinya setelah keluar dari sini, harapannya bisa berubah menjadi baik,” ucap dia.
Nani menambahkan, ia menyiapkan bajunya selama dua minggu. Ia menggunakan tisu, kardus dan bekas majalah. Tentunya ia dibantu oleh teman-temannya yang berada di Lapas.
“Saya sangat senang karena pas di luar lapas belum tentu ada kesempatan seperti ini,” terangnya.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga