fbpx
Connect with us

Sosial

Sepuluh Hari Hujan Berhenti Turun, Para Petani Mulai Resah

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Saat ini, para petani di Gunungkidul dilanda keresahan. Hujan yang berhenti datang membuat petani khawatir benih yang telah terlanjur mereka tanam mati lantaran kurangnya pasokan air. Sebagaimana diketahui, sejak beberapa waktu silam, para petani di Gunungkidul memang telah menggelar tradisi ngawu-awu yang merupakan tradisi untuk menyebar benih saat hujan mulai datang.

Namun pasca hujan yang mengguyur, sudah sekitar 10 hari ini hujan kembali tak turun. Bahkan saat ini, cuaca cukup panas mulai mendera. Kondisi semacam ini semakin menambah resah kalangan petani yang berharap hujan bisa kembali turun dalam waktu dekat ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Sujiyem warga Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari. Ia memaparkan bahwa sejak beberapa waktu lalu, ia bersama petani lainnya sudah langsung menebar benih ketika hujan pertama kali datang. Benih yang ditebar sendiri adalah jagung dan tanaman palawija.

Berita Lainnya  Stok Makanan di Dapur Umum Mulusan Habis, Bantuan Logistik Pemkab Tak Kunjung Turun

Saat itu ia mengira bahwa musim penghujan sudah tiba dan hujan akan terus mengguyur. Selama ini, untuk lahan pertanian, para petani di Baleharjo memang mengandalkan pasokan irigasi dari air hujan.

“Saya sempat libur 10 hari tidak berangkat bekerja hanya untuk menanam benih kacang,” ujar wanita yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga ini, Jumat (23/11/2018) siang.

Sujiyem mengaku, untuk menebar benih ia sudah mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Karena selain untuk keperluan membeli bibit kacang tanah, ia juga sudah mengeluarkan biaya dan tenaga untuk mengolah tanah agar bisa segera ditanami. Namun jika hujan tak kunjung datang lagi, ia khawatir benih kacang yang ia tanam tidak bisa tumbuh.

Berita Lainnya  Cerita Warga Ikuti Misa Perayaan Natal Melalui Streaming Youtube

Karena benih kacang tidak tumbuh maka ketika nanti hujan turun kembali, maka petani terpaksa harus menebar benih kembali. Hal ini tentu akan menambah biaya yang mereka keluarkan untuk musim tanam kali ini. Bukan hanya untuk membeli benih, tetapi untuk kembali menebar benih tersebut.

“Tebar benih lagi, biaya lagi, libur dari kerjaan lagi,” keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Edi Susanto, warga Padukuhan Gading 2, Desa Gading Kecamatan Playan. Edi mengaku sudah terlanjur menebar benih padi gogo yang cocok untuk lahan tadah hujan yang ia miliki. Namun karena hujan tak kembali turun, ia resah jika bibit padi yang ia sebar tidak tumbuh.

“Lha sudah sebar benih, kalau tidak hujan ya tidak tumbuh. Besok terpaksa harus dicangkuli lagi diganti dengan bibit yang lain agar nanti bisa panen,” tambahnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler