fbpx
Connect with us

Budaya

Campursari Pakem Asli Gunungkidul di Ambang Kepunahan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Campursari merupakan salah satu musik yang menjadi kegemaran serta ciri khas Gunungkidul. Aliran musik ini sendiri memang cukup menarik lantaran menggabungkan musik jawa dengan seperangkat alat tradisional. Beberapa tahun lalu musik ini begitu berjaya dan sering didengarkan oleh masyarakat, namun sekarang ini, pakem musik campursari justru semakin tak terlalu dikenal. Campursari tergerus persaingan dengan aliran musik lain meski masih dalam genre yang mirip yang saat ini lebih digemari. Salah satunya yang saat ini cukup berjaya adalah campursari Jawa Timur yang menyajikan musik bergenre Koplo dengan lirik lagu bahasa Jawa.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono mengungkapkan, campursari sendiri memang merupakan jenis musik asli Gunungkidul. Kendati demikian, seiring berkembangnya jaman, terlebih sekarang ini, aliran musik-musik lain mulai bermunculan. Hal ini kemudian membuat musik campursari sendiri sedikit redup. Dalam hal ini adalah campursari asli Gunungkidul, yang tengah berkembang pesat di kalangan masyarakat yakni campurasi jenis Jawa Timuran.

Kondisi ini tentunya perlu disikapi dengan baik. Di mana kreatifitas para seniman harus benar-benar diasah untuk memunculkan karya yang lebih eksis kembali. Persaingan ketat di era sekarang ini menjadi hal yang biasa. Hanya saja memang apa yang menjadi kekayaan daerah perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.

Berita Lainnya  Di Balik Geliat Batik Lokal Khas Gunungkidul Yang Mulai Berkembang Pesat

“Untuk campursari asli Gunungkidul saat ini memang sedikit redup, sekarang trennya adalah campursari Jawa Timuran. Persaingan adalah hal biasa tapi ini perlu disikapi. Bagaimana caranya kita (seniman) bisa berinovasi dengan baik untuk merebut pasaran campursari asli Gunungkidul,” terang Agus Kamtono, Jumat (27/09/2019).

Disinggung mengenai regenerasi campursari, ia mengatakan memang ada sebagian seniman baru yang bermunculan. Namun begitu, dari seniman-seniman anyar ini, tak banyak yang paham betul mengenai campursari asli Gunungkidul. Sedikit yang misalnya belajar alat musik seperti gendang dan lainnya karena memang membutuhkan waktu dan keahlian.

“Untuk pendampingan jika memang dibutuhkan, kalau dari kami beranggapan para seniman sudah bisa mandiri dalam mengembangkan apa yang dimilik (potensi),” ucap dia.

Salah satu seniman kawakan Gunungkidul, Joni Gunawan mengakui bahwa memang untuk campursari asli Gunungkidul cukup ribet lantaran menggunakan alat musik yang lengkap. Lantaran hal inilah kemudian ia menyebut bahwa keberadaan campursari yang sesuai dengan pakem awal keberadaannya sudah hampir punah. Saat ini, yang tengah menjadi tren di kalangan masyarakat yakni campursari ringkes dan tren lagunya Jawa Timuran atau ke arah dangdut koplo. Sebagai pelaku pelestari budaya, tentu ada khawatiran tersendiri jika kekayaan atau ciri khas Gunungkidul perlahan akan hilang seiring dengan persaingan yang cukup ketat ini.

Berita Lainnya  Viral Video Siswa Ngamuk Bawa Sabit ke Sekolah, Begini Kronologi Lengkapnya

“Ada beberapa sanggar yang kami kolaborasikan dengan seni. Sekarang trennya memang ke arah Jawa Timuran,” ujar Joni.

Untuk menumbuhkan atau mempertahankan eksistensi Campursari Asli Gunungkidul yang sempat berjaya pada masanya, layaknya jaman Manthous dulu, perlu adanya inovasi yang digagas dan diterapkan. Sehingga musik ini tidaklah luntur dari peradabannya.

“Kendalanya kita belum mampu menahan arus budaya luar. Sehingga seperti lagu-lagu campursari asli Gunungkidul jarang didengarkan,” kata dia.

Ia menyadari jika saat ini regenarasi seniman tumbuh pesat. Hanya saja memang mereka tidak tahu arah mereka ke mana. Dalam artian, para seniman baru ini hanya melakukan apa yang ada tanpa mendalami sejauh mana karya itu. Pakemnya dan ke depannya akan bagaimana. Inilah yang menurutnya sebenarnya menjadi tantangan tersendiri.

Berita Lainnya  Flashmob Puluhan Penari Muda Kejutkan Para Pengunjung Car Free Day

“Inovasi, selera pasar dan tren tentu tidak lepas dalam segala hal. Makanya ini yang perlu dipahamkan kembali jika kita punya potensi yang luar biasa,” paparnya.

Adapun saat ini yang mulai dikembalikan oleh para seniman khususnya campursari yakni penyajian jenis lagu dalam sebuah acara. Di mana paling minim 50 persen lagu yang dibawakan adalah campursari asli Gunungkidul yang merupakan karya Manthous. Dengan demikian, ruh campursari seolah tak lepas dari warga Gunungkidul.

Lagu-lagu ciptaan sang maestro ini sejak dulu selalu digandrungi oleh semua kalangan. Selain memiliki cerita tersendiri, ada beberapa keunggulan lain dari lagu-lagu asli Gunungkidul. Tak hanya lagu sebenarnya, cara pembawaan maupun pakaian yang dikenakan pun juga mulai sedikit diarahkan.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Kementerian BUMN dan Sejumlah Perusahaannya Bagikan Bantuan TJSL ke Warga DIY

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com)– Kementerian BUMN bersama perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN, salah satunya PT Kereta Api Indonesia (Persero)...

Pariwisata3 minggu yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Pariwisata3 minggu yang lalu

10 Ribu Wisatawan Kunjungi Gunungkidul Dimalam Pergantian Tahun 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat sebanyak 10 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata di Gunungkidul saat perayaan malam tahun baru 2025....

Pariwisata3 bulan yang lalu

Miliki Daya Tarik Tersendiri, Wota-wati Bersolek Jadi Kawasan Green Tourism

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Girisubo,(pidjar.com)– Padukuhan Wota-wati yang berada di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan daerah yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan padukuhan lain...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Daop 6 Yogyakarta Bersama Korlantas Polri Gelar Sosialisasi Keselamatan, Pelanggaran Lalu Lintas Ditindak

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com) — Daop 6 Yogyakarta bersama Korlantas POLRI melakukan sosialisasi keselamatan dan penindakan pelanggaran lalu lintas di area...

Berita Terpopuler