fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Upaya Warga Pesisir Lepas Ketergantungan Dari Sektor Pariwisata

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari,(pidjar.com)–Sebanyak 19 Kalurahan di Kabupaten Gunungkidul beberapa waktu lalu ditetapkan sebagai Kalurahan Maritim untuk lebih memanfaatkan potensi alam yamg ada di laut. Beberapa program di kalurahan saat ini mulai dijalankan untuk memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Gunungkidul. Dengan program ini diharapkan, para warga pesisir bisa tak hanya bergantung pada sektor pariwisata saja.

Seperti halnya di Kapanewon Tanjungsari, saat ini telah ada 3 Kalurahan yang berstatus Desa atau Kalurahan Maritim. Pada masing-masing wilayah tersebut, mengembangkan potensi daerah yang mereka miliki. Dari ketiga kalurahan tersebut, ada yang memang sudah berjalan, ada yang masih dalam proses pelatihan dan pembangunan sarana pra sarana serta ada pula yang masih dalam proses verifikasi.

Panewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto membenarkan adanya sejumlah kalurahan di wilayahnya yang telah didapuk menjadi desa maritim. Program tersebut merupakan program dari pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini yang sedang dirintis adalah pengolahan rumput laut di Pantai Krakal oleh para petani setempat. Berbeda dengan yang sebelumnya, pengolahan rumput laut ini adalah untuk dijadikan bahan kosmetik. Menurutnya, hal ini akan menjadikan nilai jual rumput laut menjadi lebih tinggi lagi.

Berita Lainnya  Rotasi Mutasi Pemkab Gunungkidul Dituding Tak Tepat, Wakil Ketua DPRD: Ini Dagelan Apalagi

“Ada pelatihan dari pihak ketiga. Beberapa waktu lalu sudah dilakukan pendampingan dan pelatihan kepada kelompok warga,” kata Rakhmadian, Rabu (06/10/2021).

Ia menjelaskan, rumput laut di pantai Krakal memang cukup melimpah. Selama ini, masyarakat pesisir sendiri mayoritas mengolahnya untuk pembuatan makanan. Hal ini masih dirasa kurang optimal bahkan ada yang hanya dibuang atau untuk keperluan lain yang tidak memiliki nilai ekonomi. Maka kemudian sangat diperlukan untuk dicari terobosan guna meningkatkan nilai jualnya.

“Dibuat bahan kosmetik ini terobosan baru. Nanti produksinya di Ngestirejo, sekarang sedang pembuatan rumah produksi. Pasti dengan inovasi ini membuat nilai jualnya lebih tinggi,” terang dia.

Selain itu, di Kalurahan Kemadang tepatnya di Pantai Sepanjang sejak beberapa tahun silam petani mengembangkan produksi garam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sejumlah pihak, Pantai Sepanjang air lautnya berkualitas sangat baik dan cocok untuk pembuatan garam laut. Potensi ini kemudian dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat.

Berita Lainnya  Terpilih Kembali Menjadi Ketua Umum IKG, Edi Sukirman : Jangan Merantau, Jadi Perantau Berat

“Air lautnya di sini (Sepanjang) berbeda dengan air laut di pantai lain. Kualitasnya sangat bagus untuk pembuatan garam, di Pantai Sepanjang kan banyak rumah-rumah produksi garam,” ucap dia.

Saat ini memang garam kualitas baik dari Pantai Sepanjang masih dipasarkan lokal hanya wilayah Tanjungsari saja dan ke wisatawan yang berkunjung ke sana. Memang masih ada kendala untuk menembus pasaran pada umumnya. Produksi sendiri terus dilakukan tapi juga masih relatif konvensional dan harus menyesuaikan dengan cuaca yang ada.

“Kalau kemarau pasti melimpah tapi kalau musim penghujan ya tetap produksi tapi pengeringannya lama. Sebenarnya kualitas garam Sepanjang ini bagus sekali,” imbuh Rakhmadian.

Ia berharap dengan adanya sejumlah program ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir selatan. Selain bertumpu dengan pariwisata, ada bidang lain yang mereka bisa kembangkan untuk pendapatan warga pesisir.

Berita Lainnya  Martanty: Gunungkidul Masih Butuh Sentuhan Pemimpin Perempuan

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Krisna Berlian mengatakan, terkait Desa maritim, sesuai SK Kepala DISLAUTKAN DIY No. 118/00466 th 2021 tentang penetapan desa maritim di Gunungkidul, ada 19 Desa Maritim. Sejumlah pengembangan mulai dilakukan.

“Kawasan pesisir memang ada yang ditetapkan menjadi Desa atau Kalurahan Maritim. Tidak hanya Gunungkidul, tapi kabupaten lainnya juga demikian,” ucap Krisna.

Baru-baru ini yang sudah berjalan diantaranya, Kalurahan Tileng bidang pengolahan ikan, Kemadang bidang garam dan tambak udang, Ngestirejo bidang pengolahan rumput laut, dan Banjarejo sedang dilakukan verifikasi bidang olahan ikan berbasis zero waste.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler