Pemerintahan
Memprihatinkan, Puluhan Ibu di Gunungkidul Meninggal Dunia Saat Melahirkan Dalam 2 Tahun Terakhir






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Angka Kematian Ibu (AKI) hamil di Gunungkidul masih terhitung cukup tinggi. Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, jumlah ibu hamil yang meninggal dunia saat melahirkan meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini pemerintah tengah berusaha untuk menekan AKI tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun pidjar-com-525357.hostingersite.com, angka kehamilan di Gunungkidul rata-rata sejumlah 9000 orang per tahun. Dari jumlah tersebut, belasan ibu mengalami kematian ketika proses melahirkan dalam 2 tahun terakhir. Angka kematian ibu pada dua tahun terakhir tercatat mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 silam, ada 6 kasus AKI. Sedangkan pada tahun 2017, terjadi ada 12 kasus kematian ibu melahirkan. Yang cukup memprihatinkan, jumlah ini diperkirakan tidak akan bisa ditekan seminimal mungkin lantaran hingga Agustus 2018 ini, tercatat sudah ada 5 ibu yang meregang nyawa saat proses melahirkan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati mengatakan, penyebab kematian ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berdasarkan data yang ada di Dinas, sebagian besar kematian ibu tersebut dipicu oleh penyakit yang tidak berhubungan dengan kehamilan.
“Dari beberapa kasus memang tidak ada yang berhubungan langsung dengan kehamilan. Misalnya, jantung, tumor ganas yang sebenarnya memang memiliki resiko kematian tinggi sehingga tidak boleh hamil,” kata Dewi Irawati saat ditemui Jumat (10/08/2018).
Menurut Dewi, meski angka kematian ibu hamil di wilayahnya tinggi, namun jika dibanding dengan skala nasional jumlahnya terhitung cukup sedikit. Tentu situasi demikian tidak boleh dijadikan alasan, karena target nasional pencegahan angka kematian ibu hamil harus 100 persen.







“Itu artinya ibu hamil harus selamat saat melahirkan. Ini tugas kita bersama,” ungkapnya.
Dewi mengatakan, adapun upaya yang dilakukan pihaknya untuk menekan AKI, adalah dengan proses pendekatan keluarga. Dengan cara mendekatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan secara komprehensif yang meliputi pelayanan preventif dan promotif. Serta kuratif dan rehabilitatif dasar.
“Pendekatan keluarga dilakukan dengan penguatan Puskesmas. Mendorong Puskesmas melakukan kunjungan pada rumah keluarga yang mengandung. Sehingga dengan demikian kita juga mudah melakukan monitoring,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dineks Gunungkidul, Triyana mengatakan, kasus AKI tidak hanya dialami ibu muda atau kelahiran pertama. Semua sudah memasuki usia subur rentang umur hingga 35 tahun keatas.
“Mengenai pemicu AKI, juga karena faktor usia dimana umur ibu saat melahirkan belum mencukupi,” kata Triyana.
Dikatakan Triyana, untuk pencegahan resiko perempuan terlanjur hamil dibawah umur dilakukan dengan cara pemantauan intensif oleh dokter spesialis kandungan. Bidan yang mendapatkan pasien perempuan dibawah umur langsung disarankan ke SPOG (dokter kandungan).