Sosial
Jumlah ODP Corona di Gunungkidul Telah Menembus Lebih Dari 100 Orang






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat terus adanya kenaikan jumlah Orang Dalam Pantauan (ODP) terkait dengan virus corona di Gunungkidul. Sebelumnya, Dinas sempat menyebut bahwa ada 69 yang ditetapkan sebagai ODP dan masuk dalam pengawasan. Hanya berselang beberapa hari, sampai dengan Jumat (20/03/2020) petang kemarin, jumlahnya bertambah menjadi 116 orang. Peningkatan ini sendiri sangat pesat lantaran hampir mencapai 2 kali lipat.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, dari pantauan dan pendataan dilakukan pihaknya, jumlah ODP mengalami peningkatan sebanyak 47 orang. Dengan pertambahan ODP ini, pihaknya juga semakin ketat dalam melakukan pengawasan. Sebab, OPD saat ini diisolasi di rumah dan diharapkan benar-benar untuk tidak bepergian.
“Ada 116 ODP, saat ini diisolasi di rumah,” ujar Dewi, Sabtu (21/03/2020).
Namun begitu, ada perkembangan cukup baik pada Pasien Dalam Pantauan (PDP) dari 2 orang yang dirawat. Pasalnya, satu diantara mereka sudah menunjukan perubahan kesehatan ke arah membaik dan diperbolehkan pulang.
“Sudah kriteria membaik boleh pulang tetapi masih kita pantau,” ucap Dewi.







Disinggung mengenai adanya temuan positif, Dewi masih belum bisa berkomentar banyak. Sebab hasil uji lab dari dua sampel PDP yang dikirimkan ke pusat hingga kini belum juga turun.
“Dua PDP diambil tapi belum keluar, yang membaik itu juga belum keluar,” ucap dia.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, sebaran ODP sendiri berada di 13 kecamatan dari 18 kecamatan yang ada di Gunungkidul. Artinya persebaran ini cukup luas dan cepat di Gunungkidul. OPD ini pernah mengunjungi daerah seperti Jakarta, Depok, dan luar negeri seperti Jerman, Spanyol, Cina, dan Arab Saudi. Dinas menyarankan jika memiliki ada keluhan untuk ke Puskesmas terlebih dahulu karena sudah bisa menangani.
Untuk pasien yang masuk PDP karena hasil rotgen ada radang sampai paru atau pnemunioa. Mereka harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk diambil swap tenggorokan dikirim ke laboratorium yang direkomendasikan oleh pemerintah.
Dewi mengatakan, Dinas Kesehatan sudah berkeliling ke Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lainnya agar menyiapkan ruang isolasi. Meski diakuinya untuk RSUD Wonosari belum memiliki ruangan isolasi standar untuk covid-19, namun hal itu bisa diakali dengan menyiapkan ruangan isolasi dengan exhaust.
Pihaknya meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan, sampai panik dan memborong barang-barang. Namun tetap waspada seperti dengan perilaku hidup bersih dan sehat, hingga rajin cuci tangan, karena virus itu bisa menempel dibenda yang biasa kita pegang ditempat umum. Dinas Kesehatan sendiri sudah melakukan penyemprotan disenfektan ke ruang publik dan fasilitas kesehatan.
“Kami meminta masyarakatt tidak usah panik dan ketakutan yang berlebihan, karena penyakit ini bisa kita usahakan cegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat, rajin cuci tangan,” kata Dewi.