fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Ide Pembangunan Tugu Tobong Gamping Dari Bupati, Begini Desainnya

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Meski mengundang kontroversi dari warga masyarakat, proses pembongkaran patung kendang di Bundaran Siyono dan pembangunan tugu Tobong Gamping akan tetap diteruskan oleh pemerintah. Rencananya, pada bulan Mei 2022, tahapan lelang yang diikuti dengan proses pembangunan akan mulai dilaksanakan. Dengan demikian, wajah baru Bundaran Siyono dengan taman, kawasan pedestrian serta tugu tobong akan bisa dinikmati oleh masyarakat Gunungkidul pada tahun 2022 ini.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Irawan Jatmiko menuturkan, draft desain berkaitan dengan kawasan Bundaran Siyono termasuk dalam hal ini tugu Tobong Gamping telah masuk ke tahapan akhir. Saat ini, pihaknya tinggal merampungkan detail desain saja untuk kemudian bisa dinaikkan ke LPSE guna masuk ke tahapan lelang.

Sementara untuk desainnya sendiri, Tugu Tobong Gamping akan diletakkan di tengah jalur tersebut. Tugu tobong akan dibangun setinggi 9 meter. Untuk bentuknya sendiri menurut Irawan akan dibuat dengan material bebatuan yang dipasang secara rapi dan nantinya menyerupai bentuk tobong yang sempat berkembang di Gunungkidul.

Berita Lainnya  Hemat Dana Jelang Pilkada, Anggaran Droping Air Menyusut Hingga Rp 500 Juta

“Untuk draft desainnya seperti itu, pada intinya garis besarnya seperti itu. Nanti kita rampungkan detail desainnya juga, termasuk pemasangan lampu tembak dan piranti lain di tugu tobong,” papar dia, Senin (08/04/2022).

Bentuk tobong sendiri dipilih jenis tobong yang bulat. Hal ini disesuaikan dengan kondisi lokasi pembangunan tugu tobong yang berada di tengah jalan. Menjadi tidak mungkin kemudian tugu tersebut dibuat menggunakan jenis tobong yang berbentuk kubus.

Menurut Irawan, berkaitan dengan adanya kontroversi di masyarakat dengan rencana pembangunan tugu Tobong sendiri ia tidak mempermasalahkan. Dalam hal ini, pemilihan ikon tobong gamping sebenarnya telah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang. Selain menjadi sarana perekonomian bagi warga masyarakat Gunungkidul, juga ada unsur sejarah yang bisa dipetik dari tugu tobong tersebut.

Berita Lainnya  Target Penggenjotan PAD, PDIP Tunjuk Mantan Sekda Jadi Ketua Fraksi dan Ketua Komisi B

“Tugu tobong ini adalah ide dari Bupati yang kemudian kami implementasikan. Termasuk juga kita rapatkan dengan berbagai pihak. Kita ingin nantinya yang dibangun lebih bagus daripada yang sekarang,” lanjutnya.

Ia beberkan lebih lanjut, adapun proses pembangunan nantinya diperkirakan bisa dimulai pada Mei mendatang. Sejumlah persiapan sendiri telah dimatangkan. Termasuk dalam hal ini inventarisasi aset, pemindahan tiang-tiang listrik serta papan reklame dan yang lainnya.

“Pembangunan tugu ini sebenarnya hanya bagian kecil dari penataan wajah kota dari Bundaran Siyono hingga Wonosari. Tapi itu yang diributkan. Kita akan buat Kota Wonosari lebih indah dan ramah dengan pembangunan kawasan pedestrian yang nyaman dan apik,” jelas Irawan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno SE menyebut bahwa pihaknya tidak tahu menahu perihal rencana pembongkaran patung pengendang dengan tugu tobong. Saat penganggaran, DPRD Gunungkidul hanya mengetahui tentang penganggaran untuk penataan wajah kota. Sementara untuk detail perencanaannya, tentunya di tangan eksekutif.

Berita Lainnya  Mulai Masuki Musim Penghujan, BPBD Imbau Masyarakat Waspada Bencana Alam

“Itu masuknya anggaran penataan kota. Untuk tugu Tobong Gamping ini kita tidak pernah diajak rembugan. Kalau yang patung pengendang ini dulu kami sempat dimintai pendapat,” urai Suharno.

Suharno sendiri memberikan beberapa catatan mengenai rencana pemerintah ini. Dalam hal ini, Bupati perlu memikirkan beberapa hal dalam membangun tugu Tobong. Diantaranya adalah jangan sampai bangunan tersebut mengganggu arus lalu lintas atau bahkan membahayakan pengguna jalan. Tugu yang dibangun seyogyanya memiliki ukuran tiang yang kecil sehingga pengguna jalan bisa melihat arus lalu lintas dari arah berlawanan.

“Selain itu juga perlu dipertimbangkan bahwa Gunungkidul, dalam hal ini Manthous adalah pioneer musik campursari yang telah diakui secara nasional. Kalau saya melihat patung kendang yang menyimbolkan musik itu sudah tepat sebenarnya. Tapi memang kewenangan sepenuhnya ada pada Bupati,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler