fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Jadi Salah Satu Penyebab Kasus Gagal Ginjal, Dinkes Minta Masyarakat Jeli Memilih Makanan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Kesehatan dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) mewanti-wanti masyarakat untuk lebih jeli dan berhati-hati dalam membeli serta mengonsumsi makanan. Pasalnya, bisa jadi dalam makanan tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan tubuh seseorang.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Abdul Azis mengatakan pedagang makanan yang nakal sering kali mencampur olahannya menggunakan bahan kimia berbahaya untuk mempercantik dagangannya dan meraup untung berlipat. Misalnya saha pencampuran makanan dengan boraks agar makanan lebih awet dan kenyal.

Perilaku ini menyimpang aturan dan membahayakan bagi mereka yang mengonsumsi makanan tersebut. Jika boraks masuk ke tubuh seseorang dalam jumlah besar maka dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

Berita Lainnya  Evaluasi Gubernur Untuk Efisiensi Anggaran Turun, Dana Bantuan Rasulan Akhirnya Dihapuskan

Mulai dari gangguan lambung, usus, hati, bahkan gagal ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian. Bisa jadi selain faktor tertentu dan konsumsi obat berlebih, tingginya kasus gagal ginjal di Gunungkidul dipicu adanya konsumsinmakanannyang mengandung boraks.

“Kasus gagal ginjal selama ini cukup tinggi, para pasiennya harus berulang melakukan cuci darah. Ada yang masih bisa bertahan dan ada yang kemudian meninggal dunia, konsumsi makanan yang mengandung boraks bisa jadi penyebabnya,” terang Abdul Azis.

Selama ini untuk menekan peredaran makanan mengandung boraks Dinas bersama dengan OPD lain dan BBPOM rutin menggelar sidak pasaran. Menurutnya tren saat ini sudah berubah, dimana dulu boraks banyak ditemukan di bahan pangan seperti bakso, tahu, mie tapi saat ini justru berada pada makanan tradisional.

Berita Lainnya  Usulan Penambahan OPD Anyar, Pembiayaan Tunjangan Membengkak Hingga 1 Miliar

“Beberapa hari lalu kita temukan di makanan tradisional yaitu puli. Kemudian ada lagi klangenan justru sekarang trennya disitu,” jelasnya.

Dinas tidak henti-entinya memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan oedagang terkait dengan keamanan pangan. Sebenarnya pedangang sadar betul mengenai apa yang dilakukan, namun karena untuk menarik pembeli dan agar dagangannya awet sehingga menggunakan bahan kimia berbahaya.

“Ya satu dua orang yang masih nakal menggunakan bahan berbahaya. Kalau untuk jenis lain biasanya pewarna tekstil agar warnanya menarik gitu,” imbuhnya.

Dirinya menghimbau agar para pembeli lebih berhati-hati dan teliti kembali saat membeli makanan. Sehingga tidak merugikan dan mengganggu kesehatan mereka. Teliti terlebih dahulu tekstur dan ciri-ciri makanan yang akan dibeli.

Berita Lainnya  Belum Banyak Petani Lakukan Penebusan, Pupuk Subsidi Masih Tertimbun di Gudang Penyimpanan

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler