fbpx
Connect with us

Sosial

Jumlah Penderita Terus Meningkat, Sudah Ratusan Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat HIV/AIDS

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat ada 663 warga Gunungkidul terjangkit virus HIV AIDS sejak tahun 2006 silam. Dari kasus tersebut, belasan korban merupakan anak-anak. Ratusan penderita virus HIV/AIDS sendiri diketahui sudah meninggal dunia lantaran penyakit berbahaya ini.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menguraikan, dari jumlah 663 ini terbagi dari masyarakat positif terjangkit virus HIV sebanyak 399 orang, dan positif terinfeksi AIDS sebanyak 264 orang. Dari ratusan kasus tersebut, terdapat 13 anak-anak yang terdampak.

“Dari jumlah ini, ada 103 penderita yang saat ini sudah meninggal dunia,” papar Dewi, Selasa (07/01/2020).

Lebih lanjut ia memaparkan, hingga saat ini, masyarakat umum masih cukup awam perihal penyakit ini. Banyak orang yang masih takut tertular dengan penyakit HIV/AIDS. Padahal, penularan virus ini tidak semudah yang dibayangkan masyarakat.

HIV/AIDS sendiri tidak bisa diperiksa dengan dilihat atau diraba. Sebab penyakit tesebut tidak begitu tampak secara kasat mata. Dalam artian, penderita masih sama seperti orang yang terlihat sehat pada umumnya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya yakni dengan melakukan tes pemeriksaan darah.

Berita Lainnya  Tangisan Haru Vokalis Guyon Waton Saat Berduet Dengan Siswa SLB Negeri Wonosari

“Darah yang diambil kemudian diperiksa HIVnya. Ketika sudah ditemukan HIV, maka bisa dikendalikan sehingga tidak sampai menjadi AIDS,” terang dia.

“Kalau diterapi sambil minum obat teratur bisa dikendalikan dan hidup normal seperti orang lainnya. Rumah sakit dan puskesmas sudah kami siapkan semua obatnya,” sambung Dewi.

Di Gunungkidul sendiri, kebanyakan penularan terjadi dari luar daerah. Para penderita sendiri biasanya kembali ke Gunungkidul sudah dalam kondisi sakit. Sehingga pihaknya memiliki kewajiban sesuai standar prosedur memberikan penanganan kesehatan.

Dilanjutkannya, penyakit HIV/AIDS memang merupakan jenis penyakit menular. Akan tetapi penularannya tidak semudah dengan penyakit menular lainnya. Menurut dia, penularan HIV/AIDS hanya lewat 4 cairan yakni cairan transfusi darah, cairan vagina, cairan sperma dan cairan ASI.

“Di luar dari cara tersebut kuman HIV/AIDS tidak bisa hidup dan berkembang. Kalau di luar cara itu, kumannya pasti mati,” ungkap dia.

Sehingga kemudian, lanjut Dewi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak tertular penyakit berbahaya tersebut. Diantaranya, transfusi darah secara aman, berhubungan seksual yang sehat dengan pasangan, serta jangan memberikan ASI kepada anak jika si ibu ternyata tertular HIV/AIDS.

Berita Lainnya  Kebijakan Penambahan Kuota Jalur Prestasi Hingga 3 Kali Lipat, Bagaimana Peluangnya Untuk Langsung Diterapkan di Daerah?

“Dari data saat ini, anak-anak juga ada yang tertular, bukan hanya orang dewasa. Kalau anak-anak bisa dari ASI itu,” kata dia.

Ia menuturkan, terpenting bagi masyarakat, khususnya di Gunungkidul, untuk tidak melakukan diskriminasi dan stigmatisasi kepada penderita HIV/AIDS. Diakuinya, hingga tahun 2018 lalu, di Gunungkidul masih ditemukan hal demikian. Contohnya, ada anak penderita HIV tidak diterima di salah satu sekolah lantaran adanya penolakan dari wali murid atau pihak sekolah.

“Yang semacam ini sudah melanggar Hak Asasi Manusia,” tandasnya.

Sementara itu pada tahun 2019 kemarin, hingga bulan November tercatat 64 kasus baru HIV Aids di Gunungkidul. Jumlah tersebut diperkirakan bisa bertambah lantaran untuk jumlah kasus pada bulan Desember 2019 belum diketahui secara pasti.

Berita Lainnya  Kampanye Sehari Dalam Seminggu Tanpa Nasi, Gerakan Untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan Warga

“Data tahun 2019 meningkat dari tahun 2018 yang tercatat sebanyak 64 kasus. Pada bulan Desember ada beberapa orang yang terkena, hanya belum diakumulasi. Tapi secara keseluruhan meningkat dari tahun 2018,” kata dia.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler