Pemerintahan
Peringatan HUT RI, Bupati Sunaryanta Pimpin Upacara Warga Kawasan Paling Terpencil di Gunungkidul
Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 berbagai kegiatan digagas oleh pemerintah maupun masyarakat umum. Puncaknya pada tanggal 17 Agustus 2022 ini, upacara bendera diselenggarakan di sejumlah titik baik secara formal maupun sederhana. Bupati Gunungkidul, Sunaryanta pun mengapresiasi semangat warga Gunungkidul yang dengan sadar menyelenggarakan kegiatan-kegiatan bertema kemerdekaan semacam ini.
Ada yang unik dalam perayaan kemerdekaan RI ke-77 yang diikuti oleh Bupati Sunaryanta. Tak hanya memimpin upacara bendera secara formal di Alun-alun Wonosari pada pagi tadi, Bupati beserta jajarannya juga menghadiri upacara bendera di Padukuhan Wonolagi, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen. Menjadi cukup istimewa lantaran kawasan ini merupakan daerah terpencil di Kabupaten Gunungkidul. Siang tadi, masyarakat dan siswa-siswi di padukuhan ini berkumpul mengikuti upacara bendera untuk memperingati hari Kemerdekaan.
Sejak pukul 10.30 WIB masyarakat Padukuhan Wonolagi, siswa dan bapak ibu mulai berkumpul di lokasi upacara di SD Negeri Wonolagi. Sekitar pukul 11.00 WIB, Bupati Sunaryanta tiba dan langsung didapuk menjadi inspektur. Terik matahari yang menyengat kepala tak menyurutkan semangat warga untuk mengikuti sejumlah prosesi dalam upacata itu.
“Sungguh luar biasa sekali untuk mengadakan upacara secara mandiri dengan cara mereka. Ini adalah gagasan dari masyarakat dan saya mengapresiasinya. Di mana kegiatan ini untuk menyamakan pandangan bahwa kita adalah bangsa Indonesia. Di manapun tetap merayakan,” papar Lurah Ngleri, Supradal, Rabu (17/08/2022).
Ia tidak memungkiri bahwa Padukuhan Wonolagi merupakan daerah terpencil Gunungkidul. Sebab letaknya sangat jauh dari kota kabupaten maupun kota kecamatan dan padukuhan lainnya. Padukuhan Wonolagi sendiri berada di tengah kawasan perhutanan yang berbatasan dengan kapanewon Patuk. Akses untuk ke padukuhan ini pun juga masih sangat sulit. Meski sudah ada jalur aspal, namun hanya beberapa kilometer saja. Sedangkan sisanya merupakan jalan setapak di tengah hutan.
“Memang akses jalan masih sangat kurang, kemudian jarak tempuh ke kota kapanewon saja 11 kilometer dengan medan yang dilalui demikian sulit,” katanya.
Padukuhan ini ditinggali oleh 63 Kepala Keluarga. Hanya terdapat satu tempat pendidikan yaitu SD Negeri Wonolagi. Yang mana sekolah ini hanya memiliki 17 siswa. Meski kekurangan siswa namun pemerintah tidak boleh untuk menutup atau meregrouping sekolah ini. Bahkan beberapa waktu lalu, Gubernur DIY juga sempat berkunjung dan menekankan jika tidak diperkenankan menutup sekolah ini lantaran menjadi satu-satunya fasilitas pendidikan yang diandalkan oleh masyarakat setempat.
“Ini adalah SD layanan yang mana anak-anak Wonolagi mengenyam pendidikan sekolah dasar di sini. Sekolah yang tidak diperbolehkan ditutup, berapapun siswanya tetap harus melayani,” jelas dia.
Suasana upacara siang tadi cukup tenang dan berjalan lancar. Alunan gending jawa mengiringi upacara. Beberapa lagu nasional juga dibawakan dengan alunan gamelan dan sinden. Usai upacara, kemudian dilanjutkan masyarakat dengan beramah-tamah bersama dengan Bupati Gunungkidul dan para pejabat OPD.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, upacara di daerah terpencil ini dimaksudkan untuk menggugah semangat lebih maju kembali dalam suasana apapun tetap bersatu padu. Ia sebagai pimpinan, ingin lebih mengenal dan dekat dengan warganya di berbagai daerah, termasuk melihat kondisi di daerah terpencil ini.
“Upacara di Padukuhan Wonolagi ini saya lakukan agar masyarakat juga merasakan dan mengerti arti kemerdekaan. Kemudian membangkitkan semangat mereka,” papar Sunaryanta.
Berkaitan dengan infrastrutur yang masih sangat kurang untuk menuju daerah ini, ia mengatakan nantinya akan dipertimbangkan kembali jika memang masuk dalam skala prioritas tentunya dapat mengakses pembangunan yang menggunakan anggaran daerah.
“Turun ke lapangan ini termasuk untu melihat bagaimana kondisi masyarakat dan daerahnya,” tutupnya.
Upacara juga diadakan di hampir seluruh daerah, tingkat padukuhan pun juga banyak yang menyelenggarakan ucapara unik-unik. Seperti halnya di Pantai Baron, tim SAR mengadakan pengibaran bendera di laut lepas. kemudian upacara di sungai dan beberapa di Balai Padukuhan maupun tempat-tempat tertentu.
-
Sosial1 minggu yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Olahraga3 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Sosial1 minggu yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Digelontor Anggaran 1,29 Miliar, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Akan Terima Mobil Dinas Baru
-
Hukum4 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Hukum3 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat
-
Sosial4 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran dari Pusat Untuk Pengembangan Pangan Akuatik di Gunungkidul
-
Politik1 minggu yang lalu
Rekomendasi DPP PDIP Turun, Pimpinan Definitif DPRD Gunungkidul Segera Dibentuk