Uncategorized
Prihatin dengan Pitik Alas yang Kian Langka, Danang Bentuk Komunitas
Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Spesies ayam hutan atau dalam Bahasa Jawa pitik alas engan suara nyaring, dan keunggulan bisa terbang serta bentuk yang sangat unik ternyata merupakan hewan langka dan hanya ada di Indonesia. Bahkan, sebaran ayam alas inipun hanya bisa hidup di hutan tropis yang ada di Pulau Jawa, Bali dan Lombok.
Tak banyak keberadaan ayam hutan di Pulau Jawa. Bahkan, Gunungkidul menjadi satu-satunya wilayah di Pulau Jawa yang memiliki habitat paling banyak. Namun nahas, keberadaan pitik alas dimana warga Gunungkidul akrab menyebut, kian sirna lantaran banyaknya pemburu baik dari atau luar Gunungkidul yang mengintainya.
Berawal dari keresahan-keresahan tersebut, Danang Anwar Probowo (42) warga Padukuhan Kernen, Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen ini merintis komunitas pecinta pitik alas pada Agustus 2020 lalu. Tak tanggung-tanggung komunitasnya ini sekarang menembus 200 member dari berbagai macam profesi di Gunungkidul.
Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Danang mengaku, awalnya ia hanya berjalan di sebuah hutan. Saat itu, ia melihat seorang penembak mendapatkan dua ekor ayam alas yang dicantelkan di sepeda motor.
“Saya kok mak deg. Rasanya hati saya seperti teriris, inikan spesies hewan langka kok ditembaki,” ujar bapak tiga orang anak ini, Minggu (21/03/2021).
Keesokan harinya ia lantas mencari penjual pitik alas. Berbekal uang Rp. 500.000,- ia kemudian mendapatkan satu ekor jago besar. Keresahan-keresahan tersebut ia tumpahkan di sosial media. Ternyata banyak orang merasakan hal yang sama.
“Akhirnya kami sepakat untuk kopdar dan membuat sebuah komunitas pecinta ayam hutan, yang melindungi dan melakukan ternak ayam ini,” kata Danang.
Danang mengungkapkan, saat ini ia memiliki tujuh ekor ayam alas. Dari komunitasnya menyepakati bahwa tidak boleh bertransaksi di luar Gunungkidul meskipun ditawar mahal.
“Karena ayam ini juga bisa dilombakan, banyak juga kolektornya yang menawar mahal,” imbuh dia.
Untuk merawat ayam alas, tak jauh berbeda dengan ayam kampung atau spesies yang lainnya. Makanannya pun juga berupa beras atau biji-bijian.
“Makan dua hari sekali bisa menggunakan beras merah,” jelas Danang.
Dalam satu tahun ayam ini hanya bisa menetas tiga sampai empat kali. Satu kali periode pemetasan ada tujuh sampai delapan telur.
“Nanti kalau menetas selalu kami rillis ke alam satu ekor setelah berumur tiga bulan untuk menjaga ekosistem,” pungkasnya.
-
Budaya4 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik2 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi Temui Pengasuh Pondok dan Perwakilan Pemuda Indonesia Timur
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Politik2 minggu yang lalu
Tanggapi Santai Tuntutan Diskualifikasi, Timses : 03 Paling Kuat, Wajar Mau Dijegal
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tak Berizin, Polisi Tutup Seluruh Outlet 23 Penjual Miras di Gunungkidul
-
Budaya4 minggu yang lalu
Tampilkan Enam Kelompok, Parade Teater Linimasa #7 Bakal Digelar di TBY
-
event4 minggu yang lalu
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pameran Seni Visual & Bonsai Resmi Dibuka di Loman Park Hotel Yogyakarta
-
Sosial4 minggu yang lalu
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul