fbpx
Connect with us

Sosial

Ritual Khusus Suku Baduy, Harapan Petani Gunungkidul Kurangi Populasi Monyet Ekor Panjang

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Serangan monyet ekor panjang (MEP) selama ini menjadi momok tersendiri bagi para petani di kawasan selatan. Sebab kehadiran hewan tersebut sering merusak tanaman milik petani sehingga menyebabkan kerugian dan bahkan mengakibatkan petani terancam gagal panen. Menyikapi hal tersebut, sejak beberapa pekan terakhir ini, sejumlah tokoh Suku Badui didatangkan sebagai pawang MEP.

Selama ini, meski secara ilmiah tak bisa bisa dibuktikan, tokoh-tokoh suku Badui memang sangat berpengalaman dalam menjinakan hewan ini. Bahkan, beberapa tahun silam, tokoh-tokoh suku Baduy juga sempat didatangkan untuk mengatasi permasalahan ini.

Polisi Hutan Suaka Margasatwa (SM) Paliyan, Agus Sunarto mengatakan, sudah sejak dua pekan terakhir ini sejumlah tokoh suku Badui datang ke kawasan pesisir selatan. Mereka ditugaskan untuk menangkapi MEP yang selama ini mengganggu para petani. Adapun kedatangan tokoh suku Baduy ini merupakan kerjasama dari sejumlah pihak termasuk LIPI dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Berita Lainnya  Hasil Uji Lab Keluar, Dinkes Sebut Ada Bakteri dan Jamur yang Sebabkan Warga Jerukwudel Keracunan

“Untuk penangkapan MEP ini, DIY mendapat kuota dari LIPI sebanyak 300 ekor. Semua difokuskan di Gunungkidul untuk penangkapannya,” ucap Agus Sunarto, Jumat (24/09/2021) siang.

Penangkapan MEP tersebut merupakan upaya pengurangan populasi MEP di wilayah Gunungkidul. Sebab hewan liar tersebut populasinya besar hingga mencapai ribuan ekor dan menyebar di 16 kapanewon di Gunungkidul. Tim dari Baduy sendiri datang ke sejumlah titik di mana populasi-populasi MEP besar. Seperti misalnya pada Kamis (23/09/2021) lalu, dilakukan penangkapan di Alas Klampok, Kalurahan Jetis, Kapanewon Saptosari. Sementara sebelumnya, tim telah datang dang menangkap MEP di wilayah-wilayah lainnya. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, hanya Kapanewon Patuk dan Playen saja yang tidak ditemukan serangan hesan liar tersebut

Berita Lainnya  Sudah Setengah Tahun Stok Vaksin Polio di Gunungkidul Kosong

“Keberadaan MEP memang cukup mengganggu. Petani banyak yang mengeluh tanamannya di ladang rusak akibat diserang hewan tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Perwakilan Suku Badui, Dudung mengatakan, penangkapan MEP yang dilakukan oleh ia bersama tim menggunakan jaring sebagai media mengumpulkan para monyet. Menurutnya keberadaan mereka selama ini yang menyebar, dengan dipasang jaring ini pastinya ruang para monyet akan menyempit terkumpul di titik dan kemudian ditangkap dengan tangan kosong.

“Kami juga menggunakan ritual khusus, yang mana ini wajar digunakan sebab beberapa kali penangkapan monyet juga pernah tidak ditemukan,” Dudung.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menambahkan, pengurangan populasi ini hanya sebatas mengurangi dampak serangan monyet terhadap lahan pertanian saja. Sebab selama ini, banyak petani yang berkeluh kesah atas serangan MEP yang semakin merugikan para petani.

“Hanya pengurangan saja untuk meminimalkan pengurangan, kalau sampai populasinya habis ya nanti timbul permasalahan baru. Sebab keberadaan monyet kan juga penting,” terang Bupati.

Ke depan, pemerintah akan berupaya melakukan upaya lain untuk pencegahan serangan monyet. Salah satunya dengan menyediakan pakan alami di habitatnya. Koordinasi lintas OPD pun juga akan dilakukan.

Berita Lainnya  Tingkatkan Populasi Hewan Ternak, Program Upsus Siwab Terus Digencarkan

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler