fbpx
Connect with us

Sosial

Wakil Bupati Dijuluki Pejabat Miskin, Istri Immawan Wahyudi Justru Bangga

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi dikenal sebagai pejabat yang sederhana. Bukan hanya sekedar julukan, dalam kesehariannya, pria yang telah hampir 2 periode menjabat sebagai orang nomor dua di Kabupaten Gunungkidul ini memang sangat kental dengan kesederhanaan. Bahkan, banyak kolega dari Immawan yang menyebut bahwa ia adalah pejabat yang miskin.

Sebuah hal yang nampaknya cukup membuat banyak orang bertanya-tanya lantaran Immawan sendiri telah cukup lama malang melintang di dunia perpolitikan dan organisasi dan menjabat jabatan strategis. Immawan sendiri sebelum menjabat sebagai Wakil Bupati merupakan anggota DPRD DIY selama 2 periode. Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua DPW PAN DIY selama 2 periode. Tak hanya pribadinya saja yang mengedepankan kehidupan sederhana, namun kesederhanaan juga ditanamkan pada kehidupan keluarganya. Sang istri yang selama ini bekerja sebagai dosen di Jogja bahkan kerap wara-wiri menggunakan angkutan umum maupun sepeda motor.

Bukan marah dengan sebutan pejabat miskin, keluarga Immawan Wahyudi justru bangga dengan julukan ini. Bahkan, sang istri sempat mengunggah sebuah tulisan perihal kebanggaannya akan sikap bersih Immawan selama menjadi pejabat. Unggahan di akun facebook Zultiyanti Immawan yang merupakan istri Immawan ini kemudian viral di media sosial. Postingan Zultiyanti bahkan dibagikan sebanyak 110 kali oleh warganet dengan ratusan likes dan comment.

Kepada pidjar.com, Zultiyanti menceritakan bahwa suaminya itu memang banyak dijuluki oleh pejabat dan rekan-rekannya sebagai pejabat dan kader miskin. Namun dirinya tidak berkecil hati berkaitan dengan pengistilahan yang sebenarnya menggunakan diksi kasar tersebut. Ia justru bangga dan mendukung penuh sikap sang suami untuk tetap hidup sederhana dan tidak neko-neko dalam mengemban jabatannya. Sejak dulu, Immawan dan keluarganya memang hidup sangat sederhana. Selama bertahun-tahun mengemban amanah untuk rakyat, tak ada kehidupan yang mencolok dari keluarga ini.

“Tidak masalah dijuluki seperti itu. Bagi kami jabatan merupakan amanah yang harus dijalankan dengan baik dan tidak neko-neko. Sejak dulu bapak dan kami keluarganya selalu memisahkan mana milik pribadi dan mana fasilitas jabatan,” terang Zultiyanti, Kamis (03/09/2020).

Immawan selalu memisahkan fasilitas yang didapat selama menjabat sebagai orang nomor 2 ini dengan milik pribadi dan bahkan kepentingan pribadinya. Zultiyanti sebagai istri dan anak-anaknya paham betul bagaimana karakter Immawan Wahyudi. Sebagai contohnya, ia mendapatkan fasilitas berupa rumah dinas, mobil dinas dan lain-lainnya. Namun demikian, untuk rumah dinas selama ini hanya dihuni oleh mereka berdua. Untuk anak-anak, mereka tinggal di Jogja karena kebetulan anaknya sudah berkeluarga dan bekerja sehingga tidak ikut tinggal di rumah dinas. Terkadang Zultiyanti juga tinggal di Jogja untuk mengurus kegiatan dan hal-hal lainnya.

Berita Lainnya  Tambahan Kasus Covid19, Dinkes Gunungkidul Siapkan Tracing Anyar di Kapanewon Panggang

“Rumah dinas itu kan fasilitas bapak, sehingga hanya bapak dan saya yang tinggal. Kalau anak tinggal di Jogja. Misal bapak kangen, kita ke sana atau mereka yang berkunjung ke rumah dinas, hanya sekedar berkunjung saja. Bukan maksud apa-apa tapi memang ditekankan pemisahan milik pribadi dan fasilitas jabatan,”ucap dia.

Zultiyanti sendiri juga hanya sesekali menggunakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk suaminya. Meski menjadi istri pejabat tinggi, tapi sejak dulu untuk naik turun Gunungkidul Jogja menggunakan angkutan umum sudah menjadi hal yang biasa. Ya, jika ia ada jadwal mengajar di UAD, ia berangkat dari rumah dinas dan diantar ke Siyono untuk kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum.

Selama ini, ia juga tidak pernah menggunakan ajudan untuk mengawalnya kemana pun ia pergi. Ia biasa berangkat selepas subuh dan naik bus jurusan Jogja bersama dengan masyarakat umum lainnya. Tak jarang, banyak penumpang yang tidak mengenali dirinya.

“Sesekali lah kalau dianter bapak itu kalau pas tidak sibuk. Biasanya juga naik bus, kalau mau naik (ke Gunungkidul) sudah kemaleman, saya dianter anak pakai sepeda motor. Asyik sih kalau naik motor begitu pula naik bus. Saya sembari mendengarkan cerita penduduk Gunungkidul dari berbagai sumber,”paparnya.

Berbagai pengalaman pernah ia alami saat nglajo menggunakan angkutan umum. Tak jarang ada beberapa penumpang lain yang kebetulan mengenalinya sebagai istri Wakil Bupati. Namun kemudian, ia selalu mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara dirinya dengan penumpang lainnya. Ada banyak hal yang sering ia dan penumpang bus lakukan, misalnya bercerita pengalaman berbagai hal dan mengenai potensi Gunungkidul.

Berita Lainnya  Minat Besar Para Petani Muda Tanam Bawang

Selama menjadi pejabat, kesederhanaan memang sangat menonjol. Immawan dan keluarga hanya memiliki satu mobil untuk mobilitas keluarganya. Mobil yang dimiliki oleh Immawan sendiri hanya berupa Kijang Innova keluaran tahun 2005. Sebuah mobil yang tentunya bisa dianggap mobil butut jika dibandingkan dengan kolega-kolega lain atau bahkan bawahannya sekalipun. Immawan juga memiliki sejumlah sepeda motor lantaran memang memiliki kegemaran untuk bermotor.

“Hanya satu mobil yang kami miliki itu pun pemberian dari Pak Amien Rais karena mobil Opel Blazer yang kami miliki dulu sering mogok. Kebetulan bapak sekarang sedang banyak acara memakai mobil Inova itu untuk kampanye di Gunungkidul, jadi kita (saya dan anak) ya kalau pergi pakai motor. Bapak memang tidak mau menggunakan fasilitas dinas untuk kepentingan yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan,” urai Ketua PKK Gunungkidul itu.

Tak pernah ia merasa minder dengan teman-temannya atau pejabat di luar sana yang bergelimang harta dengan penampilannya menarik perhatian. Ia justru sangat menikmati hidup dengan kesederhanaan. Justru yang lebih diutamakan bagi keluarga ini bagaimana cara berpenampilan apik dan sesuai dengan perekembangan, namun bersodakoh yang baik untuk warga yang membutuhkan.

“Tidak ada rasa minder sama sekali. Kalau istilah jawanya amor wong pinter ora ketok bodo, amor wong sugih ora ketok ora nduwe, begitulah mungkin yang kami pegang. Saya dan keluarga dari dulu memang seperti ini. Apa yang ada dirasa cukup,” tambahnya.

Ia selalu mendukung apa yang dikerjakan dan dijalani oleh suaminya itu. Contohnya saat Immawan berada di titik yang bimbang saat mendaftarkan diri sebagai Bupati Gunungkidul lalu. Ia dan anak-anaknya berusaha membuat Immawan tetap senang bahagia dan tidak memikirkan hal itu. Ternyata, saat situasi dan hati sudah tenang dan pada detik-detik terakhir ada jalan yang luar biasa. Kesabaran kesederahanaan dan dedikasinya selama ini berbuah tidak terduga, satu partai politik ada yang melamar dan langsung mengusung Immawan menjadi Calon Bupati.

Berita Lainnya  Sejumlah Kapanewon Mulai Kehabisan Anggaran Droping Air Bersih

“Saya dan anak-anak itu memiliki komitmen bagaimana membuat bapak saat turun ke Jogja merasa ada teman, tetap semangat dan bahagia. Dukungan itu selalu kami berikan,” ujar dia.

Sebagai seorang istri, ia tak banyak menuntut. Bahkan selama ini dia tidak pernah mengetahui berapa gaji suaminya itu. Sharing memang selalu dilakukan keluarga ini, namun Zultiyanti tidak pernah ingin mengetahui berapa gaji suaminya. Ia hanya meminta secukupnya sesuai dengan kebutuhan hidup keluarga untuk biaya sekolah, listrik dan lainnya.

Sejak berkecimpung di dunia perpolitikan, selama ini Immawan ternyata tidak pernah memiliki uang deposito. Gaji yang diterima selama ini sebagian diberikan keluarga untuk pemenuhan kebutuhannya. Sebagian juga disedekahkan kepada masyarakat yang membutuhkan atau juga diberikan kepada masyarakat yang mengajukan proposal permohonan bantuan.

“Saya teringat dulu bapak pernah mengatakan semakin sedikit harta yang dimiliki semakin mudah mempertanggungjawabkannya,” ucap Zultianty.

“Dukungan keluarga itu nomor satu. Saya sebagai perempuan tetap memberikan dukungan penuh bagi suami saya jalan apa yang akan ditempuhnya. Begitu pula bagi perempuan Gunungkidul harus mampu mandiri tanpa membebani suami, mampu memecahkan permasalahan dan menjadi garda terdepan ketahanan pangan,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler