Peristiwa
Demo Tuntut Sertifikasi Pemandu Goa Pindul, Massa Sempat Rusak Kantor BUMDes




Karangmojo,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Obyek wisata Goa Pindul rupanya tak henti diterjang masalah. Kamis (01/02/2018) siang tadi, ratusan massa yang berasal dari Pokdarwis Dewa Bejo menggelar aksi demonstrasi di kantor BUMDes Maju Mandiri. Massa menuding pihak BUMDes yang saat ini menjadi pengelola utama obyek wisata Goa Pindul tidak netral dalam menjalankan standar operasional prosedur (SOP) para pemandu.
Pantauan pidjar-com-525357.hostingersite.com, aksi demonstrasi yang dikawal ketat oleh puluhan aparat gabungan dari Polsek Karangmojo, Polres Gunungkidul dan dibantu jajaran Kodim 0730 Gunungkidul berlangsung dengan penuh ketegangan. Bahkan situasi sempat memanas saat para demonstran yang dipimpin oleh Subagyo dari Pokdarwis Dewa Bedjo tersebut ditemui oleh Direktur BUMDes Maju Mandiri, Sariyanto. Sejumlah peserta demo yang marah lantaran merasa tuntutannya tidak dipenuhi saat itu juga merusak papan nama yang terpasang di kantor BUMDes. Dalam aksi demonstrasi tersebut, massa juga menggelar aksi teatrikal dengan mengarak pocong untuk menggambarkan lemahnya BUMDes dalam menegakkan aturan sertifikasi para pemandu. Tak hanya itu, para pendemo menyebar kembang serta menyan di seputar kantor BUMDes. Beruntung berkat tindakan pengamanan cepat dari aparat kepolisian, panasnya situasi bisa diredam.
Ditemui di sela-sela aksi, Subagyo menyatakan bahwa pihaknya menuntut BUMDes menerapkan peraturan mengenai sertifikasi pemandu wisata secara tegas. Tidak boleh ada lagi pemandu wisata tak bersertifikasi yang ia sebut sebagai pemandu wisata abal-abal yang turut beroperasi di obyek wisata Goa Pindul. Menurut Bagyo, saat ini sangat banyak pemandu wisata yang tidak memiliki sertifikasi yang jelas. Rata-rata para pemandu tersebut berasal dari Pokdarwis-pokdarwis anyar yang baru terbentuk. Ia mengklaim, sebanyak 180 pemandunya saat ini telah sejak lama mempunyai sertifikasi dari Kementrian Pariwisata sebagai pemandu obyek wisata.
“BUMDes sudah menerapkan peraturan yang kita taati. Sekarang tiba waktunya bagi mereka menerapkan peraturan secara tegas,” tandas Bagyo yang diiringi sorak-sorai massa pendemo, Kamis siang.
Subagyo sendiri mengancam akan terus melakukan pengerahan massa jika sampai tuntutan ini tidak segera dipenuhi. Pihak Dewa Bedjo selaku perintis obyek wisata Goa Pindul menurut Subagyo sudah banyak bersabar dan mengakomodir BUMDes. Selama ini, pihaknya sudah keluar banyak uang untuk mempromosikan Goa Pindul hingga sampai sebesar sekarang namun tidak pernah mendapatkan penghargaan dari BUMDes.




“Sebenarnya peran perintis itu harus dihargai, harus dibedakan jobnya dengan yang baru. Nah sekarang tuntutan kami adalah BUMDes segera menerapkan peraturan yang mewajibkan sertifikasi pemandu wisata,” lanjut dia.
BUMDes Maju Mandiri Akan Data Seluruh Pemandu
Menanggapi tuntutan para pendemo, Direktur BUMDes Maju Mandiri Saryanto mengaku siap mengakomodir tuntutan dari para pendemo. Pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera mengumpulkan, mendata sekaligus juga mensosialisasikan peraturan mengenai kewajiban memiliki sertifikasi bagi para pemandu di Goa Pindul. Ia mengakui bahwa dari perkiraan sekitar 400 orang lebih pemandu yang ada di Goa Pindul, 70 % diantaranya masih belum memiliki sertifikasi.
“Ini kita juga masih dalam tahap penyesuaian. Kita baru mengelola Goa Pindul pada Desember 2017 lalu, jadi ada beberapa hal yang mungkin belum bisa diakomodir. Untuk itu kita butuh waktu untuk melakukan pendataan sehingga nanti bisa mendapatkan data yang jelas,” papar dia.
Selain mengintensifkan komunikasi, pihaknya akan berusaha membuat wadah bagi para Pokdarwis yang beroperasi di Goa Pindul. Hal ini menurutnya sangat penting agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat maupun kecemburuan diantara para pengelola akibat timpangnya jumlah tamu di masing-masing Pokdarwis.
Terkait dengan hadirnya BUMDes dalam pengelolaan Goa Pindul sendiri menurut Saryanto sama sekali tidak merugikan Pokdarwis-pokdarwis yang ada. Dengan mekanisme penjualan satu tiket seharga 40 ribu, BUMDes hanya memungut Rp5.000 rupiah dari jumlah tersebut dan sisanya diberikan kepada Pokdarwis.
“Pendapatan mereka sebenarnya sama, hanya saja memang saat ini kami yang mengelola,” ucap dia.
Saryanto berharap agar seluruh pengelola bisa menghadapi situasi ini dengan kepala dingin. Bagaimanapun juga seluruh Pokdarwis adalah saudara yang sama-sama mencari nafkah dari Goa Pindul.
“Kita ini semua saudara, kami akan segera mengambil langkah cepat,” janjinya.
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
BKPPD Gunungkidul Kembali Dalami Dugaan Perselingkuhan ASN
-
Sosial22 jam yang lalu
Bupati Gunungkidul Dikukuhan Sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Organisasi Tarung Derajat
-
Sosial1 minggu yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Terkendala Aturan, Proses PAW 3 Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Dilakukan
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Pecat 2 ASN Yang Terlibat Skandal Asusila
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Sosial2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Aliansi Jaga Demokrasi Bersama BEM DIY Demo Tuntut Adili Jokowi