Sosial
Makan Banyak Korban, Kemenkes Tetapkan Temuan Anthraks di Gunungkidul Sebagai Kejadian Luar Biasa
Wonosari,(pidjar.com)–Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan kasus anthraks yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul termasuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Status tersebut disematkan lantaran banyaknya korban yang jatuh dengan waktu penyebaran penyakit yang cukup singkat.
Direktorat Jenderal Kementrian Kesehatan, Anung Sugihantono menyatakan, pihaknya memiliki gradasi dalam menangani sebuah kejadian penyakit. Ia mencontohkan, hal ini dilakukan jika ada satu jenis penyakit jumlahnya meningkat dua kali lipat dibanding dengan periode sebelumnya.
“Kementrian Kesehatan menentukan KLB berdasarkan jumlah korban yang cukup banyak dan juga melihat dari waktu penyebaran yang tergolong singkat,” kata Anung dalam kunjungan kerja yang dilangsungkan di rumah dinas Bupati Gunungkidul, Jumat (17/01/2020).
Namun begitu, pihaknya belum menyebut bahwa temuan anthraks di Gunungkidul ini merupakan wabah. Akan tetapi jika nantinya banyak warga yang terjangkit suatu penyakit dan menyebar ke beberapa daerah hal tersebut dinamakan dengan out break.
“Saat ini masih dalam kendala tetapi jika dalam satu daerah semua orang terjangkit maka hal tersebut dinamakan wabah. Semoga anthraks di Gunungkidul ini tidak sampai dalam taraf wabah,” ucapnya.
Anang menjelaskan, dari hasil komunikasi yang dilakukan dengan Pemkab Gunungkidul, pihaknya mendapatkan permintaan tambahan baju pelindung bagi petugas. Hal itu menurutnya akan diupayakan untuk penanganan kasus anthraks di Gunungkidul.
Ditambahkannya, dalam waktu dekat ini, pihaknya juga akan melakukan pengecekan terhadap rumah yang berkontak langsung dengan sapi positif antraks. Diduga juga bakteri tersebut masih berada di peralatan dapur, semisal pisau.
“Pisau yang digunakan untuk memotong daging itu juga patut diduga ada spora antraks,” ucap dia.
Lebih lanjut dikatakan, anthraks memang penularannya dari hewan ke manusia, tidak bisa dari manusia ke manusia. Namun demikian, lingkungan sekitar patut diwaspadai menjadi penyebab penularan lantaran spora anthraks bisa hidup dalam tanah.
“Memang tidak bisa manusia ke manusia, tapi bisa dari daging yang di konsumsi, tanah atau debu dengan spora atraks yang terhirup manusia,” pungkasnya.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata5 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial3 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini