Peristiwa
Ternak di Karangmojo Positif Spora Anthrax, Dinas Batasi Peredaran Sapi dan Kambing
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul membatasi peredaran hewan ternak di wilayah Kecamatan Karangmojo. Utamanya adalah ternak jenis kambing dan sapi agar tidak dibawa ke luar daerah. Pasalnya, sejumlah hewan ternak jenis kambing dan sapi di Padukuhan Grogol, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo dinyatakan positif spora anthrax. Hal tersebut diketahui usai Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul melakukan kroscek di lapangan atas informasi kematian ternak warga.
Kepala dinas Pertanian dan Pangan Bambang Wisnu Broto mengatakan, pada 8 Mei 2019 lalu pihaknya mendapatkan informasi dari petugas lapangan terkait adanya temuan dugaan spora anthrax pada 5 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Atas laporan tersebut, pihaknya kemudian melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya untuk mengatasi adanya dugaan kasus tersebut.
“Kami mengambil sampel tanah di tempat beberapa tersebut dan mengirimnya ke Balai Besar Veterina (BBVET) dan hasilnya sapi yang mati positif terkena spora anthrax,” ujar Bambang, Kamis (23/05/2019).
Ia menambahkan, dari kelima sapi tersebut tiga diantaranya mati disembelih di kandang, dan dua diantaranya dijual dalam kondisi hidup. Lantaran sudah terlanjur, pihaknya melakukan beberpa langkah antisipasi seperti melaporkan kepada bupati, lalu melaporkan kejadian tersebut kepada kementrian pertanian melalui dirjen peternakan dan kesehatan hewan.
“Dari dirjen sendiri sudah turun langsung dan sudah memberikan vaksin sebanyak 2500 dosis atau 48 botol antibiotik dan obat-obatan lainnya, kami juga sudah melakukan penyiraman formalin ke tanah-tanah yang positif anthrax,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik dengan adanya kejadian tersebut. Saat ini pihaknya berusaha semaksimal mungkin agar anthrax tidak menyebar ke daerah-daerah lainnya dengan membatasi peredaran ternak ke luar wilayah.
“Agar tidak menyebar kami sudah melakukan pembatasan ternak-ternak yang berada di Kecamatan Karangmojo tidak diperbolehkan keluar atau diperjual belikan keluar Kecamatan Karangmojo. Untuk mengatasi penyebaran yang bisa dilakukan adalah tanah-tanah yang positif anthraks dicor atau ditutup dengan semen karena spora anthrax dapat bertahan hingga 80 tahun,” katanya.
Selain itu pihaknya juga melakukan vaksinasi kepada hewan-hewan yang berada di Kecamatan Karangmojo dengan cara dilakukan penyuntikan antibiotik kepada hewan ternak yang masih hidup. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya perluasan Spora Anthrax.
“Kami terjunkan juga tim untuk memberikan suntikan kepada ternak-ternak yang masih hidup kita suntuk antibiotik kemarin kami mendapat 90 ekor sapi dan 249 ekor kambing hari ini teman-teman masih melakukan penyuntikan kepada hewan-hewan ternak,” katanya.
Sementara itu Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan penyebaran spora anthrax sangatlah mudah. Sebab menurutnya, spora tersebut berada di tanah penyebaran bisa melalui alas kaki yang menginjak tanah positif anthrax, dan juga ban yang melewati tanah-tanah positif.
“Maka adari itu dilakukan penyemprotan ke tanah-tanah dengan menggunakan formalin karena hanya formalin yang dapat membunuh spora-spora anthrax. Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu hidup bersih, untuk selau mencuci tangan, kaki setelah dari bersinggungan dengan hewan ternak terutama di daerah Karangmojo,” ucapnya.
Retno menjelaskan kejadian hewan terjangkit anthrax baru pertama kali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, dan ada banyak kemungkinan anthrax bisa terbawa masuk ke Gunungkidul. Salah satunya adalah karena kondisi geografis Gunungkidul yang berada diantara daerah endemis anthrax.
“Gunungkidul secara geografis berada di daerah endemis anthrax beberapa daerah seperti Jawa Tengah mupun DIY adalah endemis anthrax jika sudah muncul maka akan bertahan selama 80 tahun ketika jalur lalu lintas jual beli terbuka, ya wajar saja jika ada yang terjatuh spora anthraxnya. Mudah-mudahan tidak menyebar,” katanya.
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat jika ada hewan sakit dan hampir mati jangan sampai disembelih dan dikonsumsi karena sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Himbauan ini diberikan lantaran masih banyaknya masyarakat yang memilih menyembelih atau menjual hewan sakit dari pada dimusnahkan atau dikubur.
“Bisanya masyarakat itu eman-eman kalau hewan ternaknya mati jadi sebelum mati mereka biasanya sembelih lalu dikonsumsi sebenarnya itu tidak bak bagi tubuh manusia,” paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irwaty menjelaskan, pihaknya telah memeriksa kepada tiga orang yang bersentuhan langsung dengan hewan ternak yang positif anthrax. Pihaknya telah mengumpulkan 3 orang untuk diperiksa dan diambil sampelnya oleh tim Dinkes Gunungkidul.
“Dari tiga orang, satu orang yang diambil sampel memang tidak ada keluhan lain tetapi dirinya memiliki luka. Tetapi sampel tersebut kami kirimkan kepada laboratorium dan membutuhkan waktu beberapa hari lagi untuk memastikan orang tersebut terkjangkit anthrax atau tidak. Jadi karena anthrax salah satu tandanya ada luka kami tidak mau terlewat,” jelasnya.
Pihaknya secara klinis meragukan apakah yang diuji di laboratorium terpapar spora anthrax namun untuk lebih pastinya pihaknya tetap menunggu hasil laboratorium. Ia menjelaskan penularan anthrax kepada manusia jika seseorang memiliki luka dapat tertular melalui luka tersebut atau melalui selaput lendir.
“Atau daging yang mengandung anthrax dimakan manusia itu yang berbahaya gejala bisa dari ringan hingga kematian. Kalau seseorang terjangkit anthrax bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotik. Hewan yang sakit juga harus diobati, biasanya gejala awal timbul luka-luka pada tubuh manusia dan kalau dibiarkan menyerang organ-organ di dalam tubuh,” pungkas dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials