fbpx
Connect with us

Sosial

Banyak Kendala, Wali Murid Tuding Dinas Kurang Persiapan Hadapi PPDB SMP

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2018/2019 tingkat SMP berakhir pada Jumat (06/07/2018) ini. Selama berjalannya prosesi ini, dari dibukanya pendaftaran hingga penutupan, banyak kendala yang terjadi dan dikeluhkan oleh para wali murid.

Salah satu wali murid asal Desa Kepek, Kris mengatakan, kurang siapnya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul terhadap PPDB kali ini terlihat sejak pendaftaran online dibuka pada hari pertama. Dirinya mengaku bahwa pemerintah secara tidak langsung kurang siap dengan sistem yang ada saat ini.

"Rabu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB saya mendaftarkan anak saya dan sudah berhasil. Tetapi katanya di reset lagi dan baru bisa daftar mulai pukul 08.00 WIB," ujar Kris kepada pidjar.com saat mengawal anaknya mendaftar di salah satu sekolah negeri di Wonosari, Jumat (06/07/2018) siang.

Berita Lainnya  Sis Tukijo Enggan Berbagi Bukit Dengan Warga, Jalan Penyelesaian Konflik Pantai Watukodok Makin Rumit

Masalah terus terjadi dengan sering errornya sistem yang membuat pendaftaran terganggu. Bahkan pada hari pertama, banyak orang tua yang mengeluhkan karena belum bisa melakukan pendaftaran.

Selain server error itu, masalah terus berlanjut dengan adanya kesalahan sistem dalam penginputan Dapodik. Sehingga hal itu berdampak pada kesalahan titik koordinat rumah siswa dengan sekolah.

"Anak saya dulu waktu di bangku SD ditanya guru tinggal dimana, dia menjawab ya tempat tinggal saat ini di Budegan. Padahal data kependudukan saya di Tegalmulyo, tetntu saja itu kan berpengaruh terhadap poin," imbuh dia.

Masalah kekeliruan Dapodik ini menurutnya juga dapat dimanfaatkan oleh siswa yang pintar mencari peluang. Sebab, siswa dapat mengatakan rumahnya di daerah yang dekat dengan sekolahan. Sehingga perolehan poinnya pun bisa lebih banyak.

Berita Lainnya  Akhir Pekan di Bulan Puasa, Pantai Selatan Sepi Wisatawan

"Bisa saja dimanfaatkan, karena sekolah tempat mendaftar tidak bisa merubah titik koordinat. Sekolah hanya menginput data dari Dapodik," imbuh dia.

Dirinya berharap kedepan persiapan pemerintah lebih mantap. Dengan demikian masalah server dan dapodik yang membuat ribet ini sudah tidak ada lagi.

"Kalau mau akurat seharusnya menggunakan data KK, tidak hanya menanyai anak, karena anak juga tidak banyak yang tahu data itu untuk apa," lanjut Kris.

Sementara itu, Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rosyid memberikan pernyataan lain terkait pengumpulan Dapodik. Pihaknya mengklaim bahwa dalam proses pendataan, guru datang langsung ke rumah siswa untuk memperoleh titik koordinat.

"Mungkin ada guru yang belum mendatangi rumah siswa jadi ada pergeseran titik," terang Bahron.

Berita Lainnya  Udara Dingin Saat Malam Hari, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Dirinya mengatakan, pada hari terakhir ini memang banyak orang tua siswa yang mendatangi posko aduan untuk memperbaiki titik koordinat yang tidak sesuai.

"Sudah berhasil kami selesaikan. Tadi memang banyak yang ke sini," imbuh Bahron.

Segala permasalahan yang terjadi, menurut Bahron akan menjadi evaluasi pihaknya. Sehingga ke depan tidak ada permasalahan serupa yang muncul ke permukaan.

Ditambahkan Bahron, sampai pada hari terakhir ini sudah ada 9200 siswa yang mendaftar. Dari data tersebut diketahui tinggal 600 siswa yang melakukan pendaftaran online.

"Pengumuman besok akan kita sampaikan pukul 10.00 WIB. Kami pastikan semua siswa dapat sekolah," pungkas Bahron.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler