Sosial
Cerita 3 Hari Perjuangan Warga Girisekar dan Relawan Turuni Goa Untuk Angkat Air Bersih
Panggang,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pada Minggu (29/09/2019) kemarin, puluhan relawan serta warga Padukuhan Waru, Desa Girisekar Kecamatan Panggang memadati kawasan Gua Keceme Kidul. Dengan sejumlah peralatan lengkap, sejumlah orang bersiap untuk masuk ke dalam goa.
Tepat setelah Adzan Dhuhur, sebanyak 13 orang relawan yang terdiri dari 6 relawan berbagai unsur dan 7 orang warga mulai masuk ke dalam Gua Keceme Kidul. Sedianya mereka akan menyusuri gua guna mencari sumber mata air. Sumber air yang ada tersebut akan diangkat ke permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga sekitar. Dengan peralatan yang lengkap sembari membawa puluhan batang paralon air dan juga peralatan lain, tim ini masuk ke dalam gua satu persatu. Satu persatu pipa paralon mulai disambung untuk menjangkau sumber air bersih yang terdapat di dalam gua.
Usaha keras dari para warga kemudian membuahkan hasil. Setelah beberapa jam berjibaku di perut bumi, akhirnya air berhasil diangkat ke permukaan. Air tersebut ditampung untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.
Raut muka gembira nampak diantara sisa-sisa tenaga para relawan dan warga. Maklum saja, sudah 3 hari tim ini berjuang untuk menemukan sekaligus mengangkat air dari dalam goa. Bisa dibayangkan perjuangan yang harus ditempuh oleh para relawan dan warga mengingat sumber air yang berhasil diangkay ini, berkedalaman hingga 27 meter.
Relawan Save Rescue, Agus Fitriyanto menjelaskan, upaya pengangkatan air ini berlatarbelakang keprihatinan pihaknya terhadap penderitaan masyarakat miskin korban terdampak bencana kekeringan. Di tengah tipisnya persediaan air, dan bahkan tidak ada lagi, masyarakat khususnya yang berada di kalangan ekonomi lemah harus berjuang sangat keras dalam memenuhi kebutuhan airnya. Selama ini, warga miskin di Padukuhan Waru dan sekitarnya bahkan harus mengandalkan uluran tangan dari dermawan yang bermurah hati melakukan dropping air lantaran ketidakmampuan mereka membeli air bersih.
Beruntung kemudian, berkat koordinasi lintas instansi termasuk dengan BPBD DIY, SAR Linmas Wilayah II Pantai Baron, komunitas Info Cegatan Gunungkidul akhirnya pihaknya bisa memberikan solusi.
Agus menuturkan sejak awal BPBD telah memiliki program, baik jangka pendek ataupun jangka menengah untuk mengatasi kekeringan di wilayah Gunungkidul. Untuk jangka pendek memang solusinya hanyalah dengan melakukan dropping air. Dan untuk jangka menengah yaitu dengan mengangkat atau memaksimalkan sumber-sumber air yang ada di wilayah kekeringan tersebut.
“Kebetulan oleh warga Girisekar ada yang menginformasikan kepada kita jika terdapat sumber air di dalam gua Keceme Kidul,”tuturnya.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung melakukan asesemen dengan mensurvei kondisi gua dan juga sumber mata air di dalam gua tersebut. Meski hanya melakukan penelitian yang cukup singkat, akhirnya diputuskan untuk mengangkat air yang berada di dalam gua tersebut. Melalui proses selama 3 hari akhirnya tim relawan dan juga warga berhasil mengangkat air tersebut pada Minggu sore.
Kondisi gua yang cukup sempit dan juga gelap memang menjadi persoalan tersendiri. Hanya saja hal ini tak membuat tim relawan ciut nyalinya sehingga tetap bertekad untuk masuk ke dalam gua. Dengan keberanian dan kerja keras, para relawan berhasil membuat saluran air menggunakan pipa paralon untuk mengangkat air tersebut. Dengan bantuan mesin pompa akhirnya air tersebut berhasil sampai ke permukaan.
“Ternyata debit air dari dalam Gua Keceme tersebut cukup banyak. Satu detik bisa satu liter,” terang Agus.
Kini air tersebut bisa ditampung di permukaan dan akan disalurkan ke warga yang membutuhkan. Setidaknya ada 9 RT dari 4 padukuhan masing-masing Padukuhan Waru, Kadisobo, Tangung dan Sawah yang bisa memanfaatkan air yang telah dialirkan sumber mata air di dalam.gua tersebut. Setidaknya ada 400 Kepala Keluarga yang akan memanfaatkan air dari dalam Gua ini.
Sementara itu, Sutris, warga setempat menuturkan, sebenarnya dahulu sumber mata air di dalam Gua tersebut sempat dimanfaatkan warga. Namun dengan alasan medan yang sulit dan membahayakan, maka warga kini tak lagi mengambil air di dalam Goa Keceme Kidul ini.
“Lha kalau gelap, di dalam licin dan cukup terjal tentu sulit jika berjalan sambil membawa air,”ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama ini, warga telah merogoh kocek untuk membeli air. Harga 1 tanki air ukuran 5.000 liter itu sendiri telah mencapai Rp 150 ribu. Sutris sendiri telah membeli air sebanyak 4 tangki selama musim kemarau ini.
“Satu tangki bisa untuk seminggu hingga 10 hari,” ucap Sutris.
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Beri Sanksi ke ASN, Satu Diantaranya Dipecat
-
Politik5 hari yang lalu
Pecah Kongsi PKB-NU di Pilkada Gunungkidul, Ulama Kukuh Tetap Dukung Sunaryanta
-
Politik6 hari yang lalu
Tim Sunaryanta-Ardi Dibentuk, Gabungkan Relawan dan Mesin Partai Langganan Pemenang Pilkada
-
Politik1 minggu yang lalu
Show Of Force Sunaryanta-Ardi, Lari ke KPU Bawa Ribuan Relawan
-
Peristiwa4 hari yang lalu
Kecelakaan Tunggal, Sebuah Mobil Terpental Hingga Seberangi Sungai di Playen
-
event2 minggu yang lalu
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
-
film4 minggu yang lalu
Adaptasi Kisah Nyata, Pemain Rumah Dinas Bapak Sapa Penonton di Jogja
-
Sosial3 minggu yang lalu
Hanya 6 Anggota DPRD Gunungkidul Yang Ikuti Upacara Penurunan Bendera, Warga : Ragukan Jiwa Nasionalisme
-
event1 minggu yang lalu
SD Muhammadyah 1 Ngaglik Gelar Workshop Pelatihan Olimpiade Sains Nasional
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Anggota DPRD Gunungkidul Resmi Dilantik, Suara PKB Naik Signifikan
-
Sosial1 minggu yang lalu
Dorongan Produk Makanan Ringan Rakyat Gunungkidul Bisa Jadi Komoditi Oleh-oleh Pariwisata
-
Pendidikan4 minggu yang lalu
Ada 84 PTS Terancam Gulung Tikar, BAN PT : Jogja Aman