fbpx
Connect with us

Sosial

Terlantar Dari Perhatian Pemerintah, Anak Yatim Anggota Paskibra Jalani Isoman Seorang Diri

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Puluhan anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) upacara HUT Kemerdekaan RI ke 76 di Gunungkidul dinyatakan terpapar covid19. Sebagian besar dari mereka saat ini sedang menjalani isolasi mandiri untuk memulihkan kondisinya.

Ironisnya, terdapat salah satu anggota Paskibraka yang sedang menjalani isolasi mandiri justru jauh dari perhatian pemerintah. Alfiansyah Arifqi (17) warga Padukuhan Kajar 3, Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Wonosari, saat ini harus menjalani isoman seorang diri di rumahnya tanpa perhatian pemerintah. Padahal ia sudah mendedikasikan dirinya untuk kesuksesan upacara tahunan tersebut.

Alfian, sapaan akrabnya, merupakan siswa kelas 12 di MAN 1 Gunungkidul. Ia sendiri adalah siswa pindahan dari Riau dan merupakan anak yatim lantaran ayahnya meninggal sejak beberapa waktu lalu. Sementara sang ibu, tinggal dan bekerja di Riau.

“Ibu saya tinggal di Riau, belum pernah datang ke sini tapi komunikasinya lancar kok,” ucapnya, Jumat (20/08/2021).

Rumah yang kini ia tempati untuk menjalani isoman pasca dinyatakan positif covid19 adalah rumah kakek neneknya. Sejak pertama kali menjalani isoman, ia tidak ditemani oleh siapapun. Di dalam rumah seluas kurang lebih 30 meter persegi, bertembok batako tersebut, terlihat beberapa bantuan bahan pokok yang diberikan oleh warga sekitar. Namun, instansi-instansi terkait sayangnya belum memberikan perhatian lebih ke Alfian.

Berita Lainnya  Peternak Keluhkan Terus Rendahnya Harga Jual Sapi Lokal

Kepada pidjar.com, ia menceritakan awal mula kejadian beberapa teman-temannya yang dinyatakan terpapar covid19. Selama ia menjalani pelatihan, ia bersama teman-temannya dikarantina agar fokus dalam menjalani persiapan untuk menjalankan tugas penting ini. Ia mengungkapkan jika sebelum menjalani karantina sempat dilakukan tes Swab. Saat itu, hasil keseluruhannya bersama anggota lainnya sendiri dinyatakan negatif.

“Saat tugas itu semuanya dalam kondisi sehat, belum ada gejala-gejala covid19,” ungkapnya.

Penerapan protokol kesehatan selama dalam karantina pun dinilainya dilaksanakan secara ketat. Namun beberapa waktu kemudian, terdapat 2 orang yang mengeluhkan pusing dan demam.

“Awalnya kami mengira kecapekan biasa karena habis bertugas, kami tidak mengira kalau ternyata ada paparan covid19,” sambung Alfian.

Ia sendiri awalnya tidak mengalami gejala apapun, namun ketika dirinya melakukan tes swab pada 18 Agustus 2021 lalu, ia dinyatakan terpapar covid19. Pada hari berikutnya, ia mengalami gangguang di indera penciuman dan perasa. Kemudian ia memutuskan untuk melakukan isoman di rumah kakek neneknya seorang diri.

Berita Lainnya  Andalkan Donatur, Alat Pelindung Diri Milik PMI Menipis

Alfian yang merupakan anak yatim dan tinggal seorang diri mengeluh tak diperhatikan oleh pemerintah. Keringat dedikasinya dari menjalani latihan hingga suksesnya terselenggara upacara HUT Kemerdekaan RI di Gunungkidul tak dibalas oleh instansi terkait. Beruntungnya, warga sekitar saat ini bergotong-royong untuk membantu kebutuhan Alfian selama menjalani isoman.

Sementara itu Wakil DPRD Gunungkidul, Suharno, datang langsung untuk memastikan keadaan Alfian. Ia menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang terkesan mengabaikan kondisi anggota Paskibrakanya yang terpapar saat menjalankan tugas. Ia berharap agar instansi-instansi terkait segera menindaklanjuti hal tersebut.

“Kondisi Alfian ini kan sangat memprihatinkan, kalau hidup sendiri tidak ada perhatian yang lain kan tidak bisa mencukupi kebutuhan, apalagi dia adalah Paskibra. Untungnya warga di sini sangat baik, gotong-royongnya sangat baik,” papar Suharno.

Lebih lanjut, selain menyayangkan kurangnya perhatian, Suharno juga menyoroti kebijakan Disdikpora Gunungkidul dalam menghadapi kondisi positifnya para anggota Paskibra Gunungkidul. Pilihan untuk memulangkan anggota Paskibra yang terpapar covid19 disebutnya adalah bentuk tidak bertanggungjawabnya instansi tersebut selaku penanggung jawab.

Berita Lainnya  Prihatin Tak Biasanya Ponjong Kekeringan, Ratusan Siswa Gelar Sholat Minta Hujan

“Saya itu menyayangkan Disdikpora, kenapa Paskibraka yang terpapar covid19 kok dipulangkan. Mestinya kan dibawa ke shelter Wanagama yang fasilitasnya lebih bagus dan aman,” ungkapnya. (Roni)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler