Sosial
Derita Para Peternak Gunungkidul, Habis Anthraks Terbitlah Corona






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dera cobaan nampaknya masih tak kunjung berakhir untuk para peternak di Gunungkidul. Hingga beberapa bulan berselang semenjak merebaknya kasus anthraks, kondisi lalu lintas penjualan ternak masih juga lesu. Situasi sulit ini diperkirakan akan terus terjadi lantaran saat ini tengah terjadi pandemi corona yang meruntuhkan banyak sektor.
Kepala Bidang Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Ari Setiawan mengatakan, selepas isu anthraks yang menghantam bumi handayani beberapa waktu silam, pemerintah sebenarnya telah berupaya mengembalikan aktifitas perdagangan ternak. Sejauh ini, bedasarkan pendataan yang dilakukan oleh Disperindag untuk masuknya sapi dan kambing ke pasar hewan Siyono dan pasar Semanu mulai terjadi peningkatan. Kendati demikian, peningkatan ini masih sangatlah sedikit dibandingkan dengan pada kondisi normal sebelum dihantam penyakit anthraks.
“Baru dua persen kenaikannya, itu yang kami hitung adalah ternak yang masuk ke pasar hewan,” beber Ari, Kamis (23/04/2020).
Pihaknya saat ini masih sebatas melakukan pemantauan aktifitas keluar masuknya ternak di pasar hewan. Pihaknya saat ini belum mengetahui secara pasti bagaimana penjualan ternak apakah juga sudah mulai bergeliat atau masih lesu, terlebih di tengah pandemi corona ini.
“Untuk penjualan masih belum kita ketahui, tapi selama corona ini pemulihan ternak masuk pasar ada peningkatan,” tambahnya.







Tidak menutup kemungkinan, dengan terpukulnya seluruh sektor, penjualan ternak akan mengalami penurunan lagi. Dari Disperindag beberapa waktu lalu juga mrlakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan guna mengantisipasi penyebaran virus corona.
Sementara itu, Kepala Disperindag, Johan Eko Sudarto menambahkan, dengan merebaknya corona di Gunungkidul tentunya ada dampak yang dirasakan oleh peternak di Gunungkidul. Berkaitan dengan penjualan pun menurut dia ada sedikit penurunann penjualan, meski begitu belum diketahui secara pasti datanya.
“Pengaruh penjualan ternak di tengah corona ini pasti ada. Datanya masih belum masuk dari kemantren pasar hewan,” ucap dia.
Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pertainan dan Peternakan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, sebelum muncul anthraks, peredaran ternak di Gunungkidul di Pasar Siyonoharjo mencapai lebih dari 10.000 ekor ternak baik sapi dan kambing. Namun usai muncul antraks, pihaknya mencatat hanya ada sekitar 2.500 ekor.
Pihaknya saat ini juga melakukan pengawasan lalu lintas ternak di pos penjagaan Kecamatan Ngawen, dan Bedoyo, Kecamatan Ponjong. Pekerjaan rumah yang masih dilakukan pemerintah, yakni mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk kembali mengkonsumsi daging lokal.