fbpx
Connect with us

Peristiwa

Hampir Separuh Penyebab Kebakaran Di Gunungkidul Akibat Kelalaian

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Peristiwa kebakaran, belakangan ini cukup terjadi berkali-kali. Penyebabnya pun relatif sama, ada faktor human eror maupun konsleting listrik. Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Gunungkidul mencatat, sedikitnya ada 43 kasus kebakaran sepanjang tahun 2019. Catatan tersebut direkap terakhir pada 2 Desember lalu.

Kepala UPT Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Diono mengatakan, dari jumlah tersebut paling banyak ialah peristiwa kebakaran rumah. Jika dikalkulasi kerugian paling banyak ialah milik Dwi Sutarno warga Padukuhan Garon (03/09), Tambakromo, Ponjong.

“Berdasarkan catatan kami, kebakaran terjadi pada Kamis 25 April lalu, dengan total kerugian Rp. 250juta, penyebabnya ialah konsleting listrik,” tutur Diono, Sabtu (07/11/2019).

Di samping itu, kebakaran lahan juga mendominasi kasus kebakaran yang terjadi di Gunungkidul. Hingga akhir bulan November 2019 sedikitnya 10 lahan terbakar.

“Kalau lahan penyebabnya rata-rata sama, kelalaian manusia,” ungkap Diono.

Menurutnya, hampir 50% kasus kebakaran yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul disebabkan oleh keteledoran masyarakat. Ia mencontohkan seperti halnya membersihkan sampah dengan cara dibakar.

Berita Lainnya  Gelombang Pasang di Pantai Selatan, Kapal Nelayan dan 2 Wisatawan Sempat Hanyut

“Tapi ditinggal tidak dipastikan api mati, terus api merembet ke rumah atau lahan yang memang mudah terbakar,” ujarnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat hendaknya ketika membakar sampah harus dipastikan api padam terlebih dahulu. Setelah api dipadamkan, baru boleh ditinggalkan.

“Kalau seandainya tidak dipastikan api mati dulu, terus ada angin, api bisa dengan mudah merambat, jangan sampai membuang putung rokok sembarangan,” ujar dia.

Suka duka dalam pemadaman pun telah dilewati pria yang Februari 2020 nanti telah habis masa baktinya. Setiap harinya, tanki pemadam harus dipastikan terisi air.

“Setiap hari tim dibagi menjadi dua regu piket dari jam 7 pagi sampai 7 malam dan seterusnya, mereka yang piket harus standby kalau ada telfon,” cerita Diono.

Menurutnya, jika suatu saat terjadi kebakaran, hanya selisih dua menit dari kabar masuk, pihaknya dengan tim secara sigap menuju ke lokasi. Menurutnya ada tiga driver di setiap regu. Ketiga driver tersebut bertugas untuk mengendarai mobil pemadam dan dua mobil air penyuplai.

Berita Lainnya  Ditinggal Merumput, Motor Milik Adi Hilang

“Satu tanki 5000 liter biasanya kami gunakan tujuh menit untuk memadamkan api, kami pastikan dulu listrik mati sebelum memadamkan api, kemudian dalam pemadaman harus mengikuti arah angin,” beber Diono.

Kesulitan pun sering dialami tim dari pemadam kebakaran. Misalnya, lokasi kebakaran berada di ujung gang.

“Harus menyambung selang terlalu banyak, setiap selang ukurang 20 meter, nanti disambung dulu, nanti kalau mobil pemadam merah habis langsung disuplai dua tanki, tapi kalau kondisi memungkinkan dari tanki langsung digunakan untuk menyemprotkan,” tandas dia. (ulfah)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler