fbpx
Connect with us

Pendidikan

Banyak Generasi Muda Terpedaya Handphone, Rektor UMY: Bentuk Keterjajahan Informasi

Diterbitkan

pada

BDG

 

Jogja, (pidjar.com)–Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto prihatin terhadap kondisi generasi muda yang banyak terperdaya oleh handphone. Menurutnya, handphone bukanlah pertanda modernitas melainkan merupakan sebuah bentuk keterjajahan informasi.

Dijelaskan Gunawan, zaman ini merupakan zaman di mana informasi yang sudah sangat melimpah. Fakta-fakta objektif seringkali tidak lagi menjadi dasar utama dalam membentuk opini publik. Bahkan ia mengamati, salah satu ciri akhir dari dunia ini adalah orang menjadi kebingungan membedakan antara yang benar dan yang salah.

“Anak-anak sekarang percaya kalau ayam kakinya empat karena mereka setiap hari di cekoki dengan berita ayam kakinya empat, sehingga bagi yang mengatakan ayam itu kakinya dua, disalahkan. Ini yang namanya post-truth,” katanya Sabtu (4/5/2024).

Gunawan mengungkapkan, post-truth adalah suatu era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran dengan cara memainkan emosi dan perasaan netizen.

Berita Lainnya  Semua Sekolah di Gunungkidul Diklaim Miliki Kualitas Sepadan, Kepala Dinas Minta Masyarakat Tak Khawatirkan Sistem Zonasi

“Yang sekarang bapak-ibu pegang (informasi) sebagai sebuah kebenaran itu adalah kebenaran yang palsu, kebenaran yang dipalsukan. Post-Truth itu kalau bahasa Jawa-nya, pembenaran. Beda dengan the truth, itu kebenaran,” tandasnya.

Lebih lanjut, Gunawan mengatakan, fenomena post-truth ini dapat membuat manusia menjadi bodoh. Bahkan sekarang ini telah banyak ustad jadi-jadian, syekh atau gus mengaku habib tanpa keabsahan yang jelas.

“Jadi handphone itu bukan pertanda modernitas kehidupan, handphone itu adalah bentuk keterjajahan informasi. Oleh karenanya Muhammadiyah kalau tidak masuk ke sini, kalah. Siapa yang memberikan informasi, itu yang menang,” ungkapnya.

Gunawan meminta kepada para guru-guru dan masyarakat untuk dapat menyiapkan generasi muda menjadi generasi yang siap bertanding, sehingga generasi muda saat ini tidak menjadi generasi instan yang mudah dimanja oleh berbagai fasilitas dan informasi. Sebab rusaknya generasi dapat disebabkan oleh orang tua yang tidak bisa mengendalikan arus informasi yang didapatkan oleh anak/ siswa melalui handphone.

Ia juga mengingatkan kepada orangtua untuk menjaga generasi muda agar tidak termakan oleh isu sekuler, karena jika hal itu terjadi, maka generasi muda nantinya akan menjadi generasi zonk, generasi kosong-kosongan.
“Bapak ibu jangan pernah mencetak robot, harus mencetak murid yang tangguh, punya kepribadian Islam dan tidak manja, yang mengajarkan pengetahuan bagaimana cara untuk bertahan hidup,” pungkasnya. (Ken).

Berita Lainnya  Klaster Sekolah, Pembelajaran Tatap Muka di 2 SMP Dihentikan Sementara

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler